Jakarta (B2B) – Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengaku gusar pada panjangnya rantai pasokan pangan sehingga memicu kenaikan harga bahan pangan pokok seperti beras, jagung, daging sapi, daging ayam, dan sebagainya pada awal 2016, akibatnya harga pangan tetap rendah di tingkat petani tapi mahal bagi konsumen.
“Rantai pasokan pangan terlalu panjang dari petani hingga ke konsumen, dan middleman yang menikmati keuntungan besar,” kata Mentan Amran Sulaiman kepada pers usai rapat koordinasi di kantor Direktorat Jenderal Hortikultura – Kementerian Pertanian di Jakarta pada Rabu (27/1).
Dia memperkirakan rantai pasokan pangan mencapai delapan titik dan Kementan berupaya memangkasnya menjadi empat titik sehingga Badan Urusan Logistik (Bulog) dapat membeli langsung kepada petani, kemudian didistribusikan ke pasar untuk dijual langsung kepada konsumen.
Menurutnya, peranan Bulog harus ditingkatkan untuk menangani semua komoditas pangan strategis untuk melakukan intervensi di pasar, dan Bulog dapat memanfaatkan Toko Tani Indonesia (TTI) yang dibangun pemerintah di seluruh Indonesia sejak tahun lalu.
“Peranan Bulog sebagai stabilisator harga akan membuat harga pangan terjangkau untuk masyarakat, dan petani pun dapat menjual hasil produksinya dengan harga layak. Maksudnya, Bulog akan menjaga harga pangan layak bagi petani dan terjangkau oleh konsumen,” kata Mentan didampingi Direktur Jenderal Hortikultura, Spudnik Sudjono.
Mentan mengatakan akan mendukung Bulog untuk membeli bawang merah dari petani, lalu Bulog akan memasarkan langsung ke pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Produksi Bawang Merah
Mentan pada kesempatan itu mengenalkan petani bawang merah asal Cirebon, Wasirudin untuk mengungkap fakta harga di tingkat petani, yang menyatakan harga dari petani saat ini Rp15.000 per kg.
“Harga bawang merah dari petani di Cirebon sekarang ini Rp15 ribu per kg, itu harga normal dan kualitas bagus,” kata Wasirudin.
Amran Sulaiman menambahkan, jumlah produksi bawang merah sepanjang 2015 mencapai 1,26 juta ton, melebihi kebutuhan nasional yang mencapai 947.385 ton. Sementara ekspor bawang merah pada 2015 mencapai 14.149 ton, naik 219% dari produksi 2014 yang mencapai 4.439 ton.
“Impor bawang merah berhasil ditekan, kalau pada 2014 mencapai 87.526 ton sementara impor pada 2015 hanya 15.769 ton,” katanya lagi. Sumber: https://berita2bahasa.com