Sukabumi – Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri identik dengan agenda berkumpul dan makan besar bersama keluarga. Aneka hidangan umumnya didominasi berbagai macam makanan olahan menggunakan cabai sebagai bumbu dasarnya. Alhasil, terjadi peningkatan permintaan cabai di tingkat konsumen yang kerap memicu terjadinya lonjakan harga.
Kenaikan harga menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) bukan kali ini saja terjadi. Kejadian ini terus berulang hingga seakan-akan membentuk pola yang umum terjadi. Dalam hal ini Kementerian Pertanian berupaya terus memastikan pasokan cabai dari petani cukup sehingga dapat menstabilkan harga.
Guna menghadapi Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 1444 H, Kementerian Pertanian khususnya Direktorat Jenderal Hortikultura terus melakukan monitoring ketersediaan cabai di tingkat petani.
“Direktorat Jenderal Hortikultura sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam hal produksi cabai akan selalu memantau kesiapan produksi dan menjaga agar tetap tersedia untuk kebutuhan masyarakat. Tentunya dalam waktu dekat ini, Ramadhan dan Idul Fitri,” ujar oleh Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto, Selasa (14/3).
Sukalarang, salah satu kecamatan di Sukabumi terpantau tengah memasuki pertanaman bertahap tanam hingga memasuki masa panen.
“Kecamatan Sukalarang memiliki luasan tanam 30-35 hektare yang siap panen Ramadhan dengan perkiraan total produksi 210-280 ton. Angka tersebut telah dikurangi dengan adanya faktor cuaca dan serangan hama penyakit. Kami yakin produksi dari lahan yang kami kembangkan mencukupi kebutuhan hingga memasuki lebaran nanti,” ujar Iwan Sugandi dari kelompok tani Sawargi, Desa Sukamaju.
Iwan menyebutkan, para petani secara umum optimis bahwa pasokan cabai akan mampu mencukupi kebutuhan menjelang ramadhan. Masifnya pendampingan dari seluruh jajaran Ditjen Hortikultura berdampak pada jadwal penanaman yang sistematis dan tepat untuk menjamin pasokan menjelang HKBN.
“Pasokan lebaran tahun ini aman. Harganya tidak akan melambung tinggi, yakni di di kisaran 30-50 ribu/kg. Kami yakin hingga hari raya, harga normal di tingkat petani berada di kisaran 25-30 ribu/kg dan 30-50 ribu/kg di tingkat konsumen tetap terjaga. Istilahnya enak di petani dan di konsumen,” seloroh Iwan.
Senada, Kepala BPP Kecamatan Sukalarang, Antonius Suteja mengatakan saat ini harga jual cabai keriting di tingkat petani Rp 30 ribu/kg, sedangkan di tingkat konsumen berkisar antara Rp 35-45 ribu/kg.
“Dengan kondisi pertanaman saat ini, dan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, petani yakin bahwa harga cabai saat Ramadhan dan Lebaran tahun ini tidak akan banyak berubah,” ucap Antonius.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, luas panen aneka cabai pada Maret – April di Kabupaten Sukabumi saat ini sekitar 1.152 hektare. Pertanaman ini berasal dari luasan tanam bulan Oktober 2022 – Januari 2023 dengan potensi panen menghadapi Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri 1444 H sebanyak 9.216 ton dengan produktivitas 8 ton/hektare. Luasan panen cabai keriting 611 hektare, cabai besar 165 hektare dan cabai rawit 376 hektare. Sebagian besar cabai hasil panen dari Kabupaten Sukabumi dipasarkan ke Jakarta, yaitu ke pasar Induk Kramat Jati, Tangerang, Bogor selain mengisi pasar lokal Kabupaten Sukabumi.