Kementerian Pertanian tengah gencar melakukan ekspor komoditas hortikultura, salah satunya manggis. Bertempat di Desa Bojong, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang, Rabu (23/1), Dirjen Hortikultura Suwandi kembali melepas ekspor manggis. Buah asal Pandeglang ini menjadi produk utama siap ekspor. “Manggis ini namanya rejeki tidak terduga, baru tahun ini ekspornya besar-besaran. Pada 2018 naik 300 persen atau sebanyak 35 ribu ton. Padahal pada 2017 sebelumnya hanya 9 ribu ton”, ungkapnya.
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu sentra produksi manggis di Indonesia. Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang pada 2018, produksi manggis di daerah ini sebesar 714 ton. Terdapat lima sentra utama meliputi Desa Bojong di Kecamatan Bojong, Desa Kondang Jaya Kecamatan Cisata, Desa Sindanghayu Kecamatan Saketi, Desa Sindanglaut kecamatan Carita dan desa Jaya Mekar kecamatan Jiput. “Naiknya luar biasa tinggi. Ini lompatan dan sekaligus mendorong produktiviras Pandeglang terutama di lima kecamatan”, tambahnya.
Dirjen Hortikultura Suwandi dalam sambutannya mengatakan realisasi ekspor akan terus ditingkatkan demikian halnya untuk pasar regional, “Pandeglang sebagai salah satu sentra manggis kita dorong kualitas sehingga memenuhi kualitas ekspor, minimal pasar regional. Sekarang sudah terealisasi ekspor 93 ton. Ini akan terus ditingkatkan dan untuk pasar regional kisaran 600-700 ton”, terangnya.
Bila dirinci, ekspor manggis asal Kabupaten Pandeglang ke pasar China sebanyak 93 ton. Sementara untuk memenuhi pasar regional sebanyak 621 ton meliputi Makassar, Surabaya, Jakarta, Bogor, dan Tangerang. Harga manggis mulai dari Rp 10 ribu – 12 ribu per kg. Sementara harga untuk pasar ekspor Rp 18 ribu per kg. Dengan dibukanya ekspor manggis langsung ke China, petani manggis memperoleh angin segar.
Bupati Kabupaten Pandeglang Irna Narulita menyampaikan dukungan luar biasa Kementerian Pertanian. “Para petani sangat semangat dengan budidaya manggis karena memang sentra terbesar ada di Kecamatan Bojong. Lima kecamatan khususnya Kecamatan Bojong ini terbanyak produksinya. Luas panennya juga terbanyak di kecamatan ini. Jadi kami juga bersemangat ditambah lagi bantuan-bantuan pasca panen”, terangnya.
Bupati menambahkan, “Walaupun masih manual penyortirannya, ke depan kami akan tingkatkan lagi kualitas, produksi, produktifitasnya. Selama ini memang belum ada kebun kawasan manggis monokultur. Ke depan kami akan mendorong ke arah sana. Masih ada 15.300 ha yang harus kami tanami pohon-pohon manggis”.
Turut pelepasan, Bupati Kabupaten Pandeglang Irna Narulita, Kadistan Provinsi Banten Agus Tauchid, Dandim Kabupaten Pandeglang Deni Juwono, jajaran TNI Polri, anggota DPRD Kabupaten Pandeglang Hadi Mawardi, eksportir PT. Tanto Dynamic, aparat pemerintah dan stakeholder terkait.
Populasi pohon manggis di Kabupaten Pandeglang tersebut mencapai 178.511 pohon, dengan jumlah tanaman menghasilkan 136.506 pohon. Diketahui jumlah produksi mencapai 122.445,88 ton dengan produktivitas 896 kwintal.
Kadistan Provinsi Banten Agus Tauchid menyatakan ini adalah momentum luar biasa menjadikan Pandeglang sebagai salah satu sentra manggis di Banten. “Hasil kemarin cek di lapangan petani merasa pembinaan yang dilakukan pusat dan provinsi sangat berhasil. Ini sudah di mulai jauh sebelum Banten menjadi provinsi dan diikuti setelah Banten menjadi provinsi. Pusat tidak pernah berhenti untuk mendukung”, ujarnya.
Di balik peningkatan signifikan tersebut, Kabupaten Pandeglang masih terkendala sarana prasana (rumah packing/gudang, alat kemas, kendaraan thermoking) yang belum memadai untuk kebutuhan eksportir. OPT getah kuning sampai saat ini masih menjadi kendala utama petani di lapangan.
Kepala BPTP Banten Sudi Mardianto sejak awal berkomitmen membantu, “Untuk teknologinya kami bantu, agar kualitas ekspor dapat lebih baik dan meningkat, dan kami sudah berkoordinasi dengan Badan Litbang tentang alat ozonisasi,”.
Meski demikian, kebutuhan akan manggis terbuka lebar. “Kebutuhan pasar tidak terbatas jumlah, berapa pun hasil produksi komoditas manggis di indonesia pasti diambil. Terpenting adalah standar kualitas sesuai dari segi ukuran, warna kulit, dan paling utama adalah isinya harus putih dan tidak ada getahnya. Khusus ekspor manggis ke China, data menunjukkan permintaan yang terus meningkat”, jelas Direktur PT. Tanto Dynamic, Andi.
Dengan penduduk 1.3 milyar, China merupakan pasar ekspor manggis yang menjanjikan selain Sarang Burung Walet. Dari musim panen manggis yang dimulai bulan September 2018, China telah meminta komitmen impor manggis lebih dari 10 ribu ton. (Dsy)