Kelompok Tani Sukawargi 2 yang berlokasi di Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, berkesempatan diliput oleh Reporter NHK – Jepang.
Liputan ini terkait keberhasilan kelompok tani dalam keikutsertaannya pada proyek hibah luar negeri yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura – Kementerian Pertanian dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui proyek The Indonesia Japan Horticulture Public Private Partnership Project for The Improvement of The Agricultural Marketing and Distribution System (IJHOP).
Proyek IJHOP dimulai pada tahun 2016 dan berlanjut hingga tahun 2025, melalui dua fase. Proyek hibah fase 2 telah berhasil meningkatkan kapasitas 2.238 petani yang tergabung dalam 80 kelompok tani di 7 kabupaten/kota (Kabupaten Bogor, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat). Proyek ini fokus menghasilkan produk hortikultura berkualitas tinggi dan berorientasi pasar, memperbaiki teknik budidaya, dan meningkatkan keterampilan negosiasi dengan pasar.
Ketua Kelompok Tani Sukawargi 2, Bapak Hendra, menyampaikan kebanggaannya sebagai salah satu peserta proyek dengan lahan seluas 25 hektar dan didukung oleh 28 anggota petani. Mereka berhasil dalam demplot budidaya kentang industri varietas Median dan Bliss, serta komoditas hortikultura lain seperti tomat, kubis, dan cabai rawit. Produktivitas kentang industri mencapai 20-25 ton per hektar. Melalui proyek IJHOP, produksi kentang industri ini sudah mampu menembus pasar sebagai bahan baku industri.
Kelompok Tani Sukawargi 2 juga menggunakan aplikasi Agrihub dari Scala (perusahaan IT dari Jepang) untuk pencatatan kegiatan budidaya di lahan, yang turut dipantau oleh Calbee Wings. Bersama Gapoktan Cikandang Agro, mereka juga memproduksi benih kentang industri dalam negeri yang stabil untuk kebutuhan PT Calbee Wings Food.
Hendra menambahkan bahwa keberhasilan proyek ini dihargai dengan kesempatan mengikuti pelatihan di Jepang pada September 2023. Dalam pelatihan ini, Hendra belajar langsung tentang budidaya dan sistem rantai nilai di Jepang, yang diharapkan dapat diterapkan di Indonesia.
Rahmat Jatnika, perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut, menjelaskan bahwa JICA Indonesia mengundang Reporter NHK untuk memberitakan keberhasilan proyek hibah ini kepada pemerintah dan masyarakat Jepang. Garut sebagai salah satu sentra produksi kentang mendapat perhatian khusus, dengan potensi pengembangan di 15 kecamatan seluas 8.000 hektar. Komoditas kentang yang dikembangkan sebagian besar adalah kentang granola, namun budidaya kentang industri seperti varietas Median dan Bliss juga berkembang pesat.
Saat di hubungi awak media, Dirjen Hortikultura/Plt. Sekjen Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto memberikan apresiasi tinggi kepada JICA, tim pelaksana proyek, petani, penyuluh, dan Dinas Pertanian yang terlibat dalam Proyek IJHOP Fase 2.
“Saya tentunya sangat mengapresiasi Proyek ini, karena telah berhasil membangun demplot budidaya sayuran unggulan di 7 kabupaten/kota, memperkenalkan sayuran Jepang, dan membantu petani dalam akses pembiayaan serta jejaring pemasaran, ini tentunya sangat berguna untuk kemaslahatan masyarakat”, tegas Dirjen Hortikultura.
Jitsukata Hiroiki, Project Formulation Advisor Proyek IJHOP Fase 2, mengungkapkan rasa senangnya atas partisipasi aktif para petani peserta proyek. Ia berharap petani dapat terus melanjutkan usahatani hortikultura, memperbesar ekosistem bisnis yang sudah tumbuh, dan konsisten menerapkan pelajaran yang didapat melalui proyek.