Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memerintahkan jajarannya bekerja maksimal dalam peningkatan produksi komoditas pangan strategis terutama padi, jagung, aneka cabai, bawang merah dan bawang putih.
“Komoditas strategis ini kita harus pacu produksi dan ketersediaannya, oleh karena itu saya minta agar membuat akselerasi sehingga dalam waktu dekat kita swasembada,” ungkap Amran.
Khusus untuk bawang merah, kebutuhan mencapai 1,2 juta ton/tahun. Produksi sampai September 2023 sudah mencapai 1,5 juta ton. Artinya, saat ini kondisi sudah surplus tetapi perlu untuk terus dikawal dan didampingi dengan baik di lapangan.
Menindaklanjuti arahan Mentan, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto memerintahkan jajaran untuk turun lapangan dan memastikan produksi dan ketersediaan hortikultura strategis khususnya aneka cabai dan bawang merah.
“Peningkatan produksi yang ramah lingkungan kita akan pacu dan memastikan bahwa petani di lapangan akan terus kita dorong untuk berbudidaya ramah lingkungan. Produk hortikultura harus berkualitas dan aman konsumsi, sehingga mampu bersaing dan bisa ekspor,” ungkap Prihasto.
Prihasto menjelaskan bahwa dalam mendukung terciptanya pengembangan kampung hortikultura ramah lingkungan maka Direktorat Perlindungan Hortikultura pada Tahun ini terus menggalakkan Gerakan Pengendalian seluas 6.800 Ha, pengembangan klinik 150 klinik dengan target 1 (satu ) kecamatan 1 (satu) klinik.
“Untuk mendorong langkah terobosan penerapan budidaya ramah lingkungan, telah difasilitasi penerapan pengendalian hama terpadu (PPHT) sebanyak 120 kelompok,” terang Prihasto saat melakukan kunjungan di Kecamatan Cimenyan, Bandung.
Prihasto menambahkan bahwa khusus di Cimenyan ini, lokasinya sangat strategis dan potensial. Hal mendasar yang perlu di dorong adalah bagaimana mengoptimalkan teknik konservasi lahan dan penggunaan Trichokompos menuju ke arah budidaya ramah lingkungan.
Ketua Kelompok Tricipta Tani Cimenyan, Ujang Margana pada saat ditemui di lapangan mengatakan bahwa kelompoknya saat ini mengelola lahan seluas 250 ha komoditas bawang merah. Untuk wilayah di Kec. Cimenyan potensi pengembangan bawang merah seluas 1.500 ha.
“Musim tanam kelompok kami pada bulan November dan Desember untuk mengamankan Natal dan Tahun Baru. Selanjutnya, tanam pada bulan Februari sampai Maret untuk mengamankan Hari Raya Idul Fitri,” ungkapnya.
Ujang menambahkan bahwa kelompoknya sudah mendapatkan fasilitasi klinik dari Ditjen Hortikultura.
“Kami mendorong anggota kelompok untuk tidak selalu bergantung pada pestisida. Kami terus berupaya mendorong anggota kelompok menggunakan Trichodherma, PGPR, Pupuk Cair dari urine ternak hasil produksi Klinik Trijipta Tani. Alhamdulillah kelompok kami sudah masuk prima 3 untuk selanjutnya lanjut ke prima 2,” tambah Ujang.
Menurut Prihasto, perubahan iklim tahun ini, Ditjen Hortikultura telah mengalokasikan fasilitasi dampak perubahan iklim seluas 325 ha. Salah satu penerima manfaat adalah Kelompok Trijipta Tani.
“Dengan fasilitasi berupa pompa air ini kami harapkan masalah ketersediaan air bisa tertangani dan sekaligus bisa melakukan pertanaman pada saat off season. Di samping itu, kami mendorong klinik tanaman untuk terus diaktifkan supaya bisa menghasilkan produk PGPR, Trichodelherma yang lebih banyak untuk selanjutnya dimanfaatkan bagi anggota kelompok,” tutup Prihasto.