Jakarta – Struktur Kepengurusan Asosiasi Perbenihan Bawang Merah Indonesia (APBMI) yang baru terbentuk baru saja melakukan audiensi ke Direktorat Jenderal Hortikultura. Audiensi yang dilaksanakan dalam rangka koordinasi kegiatan perbenihan bawang merah ini dihadiri lima orang pengurus dan 19 orang anggota.
APBMI baru saja mengukuhkan kepengurusan pada 20 Oktober 2023. Pembentukannya terdiri dari 32 orang produsen benih bawang merah yang berasal dari seluruh Indonesia. Susunan kepengurusan APBMI masa kerja tahun 2023-2026 terbentuk dengan menunjuk Akad selaku ketua umum, Suheryadi selaku sekretaris dan Yuliana selaku bendahara.
Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto menyampaikan bahwa adanya APBMI ini merupakan hal yang baik terutama dalam hal koordinasi penyediaan benih untuk kebutuhan kampung bawang merah. Terlebih dengan kepemimpinan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman yang memfokuskan pada swasembada dan mengurangi ketergantungan impor produk pertanian
“Ke depannya seluruh penangkar benih bawang merah ini akan diregistrasi semua, sehingga masing-masing penangkar mempunyai identitas ataupun kode unik yang akan dimasukkan dalam sistem database produsen benih bawang merah sehingga produksi dan distribusi benih dapat ditelusuri,” ujar Prihasto Setyanto dalam pesan tertulis, Jumat (27/10).
Prihasto berharap keberadaan APBMI tidak hanya bicara tentang kebutuhan dan stok benih saja, namun lebih besar dari itu yakni APBMI harus berperan dalam menjaga kestabilan harga benih dan menjaga kualitas benih bawang merah.
“Selain itu diharapkan APBMI mampu memberikan masukan dan rekomendasi kepada pemerintah terkait kegiatan perbenihan bawang merah sehingga dapat meningkatkan kinerja perbenihan bawang merah ke arah yang lebih baik,” paparnya.
Saat menyambut, Direktur Perbenihan Hortikultura Inti Pertiwi Nashwari mengatakan bahwa kehadiran asosiasi ini sudah lama dinantikan. Keberadaan asosiasi ini akan mensukseskan program Ditjen Hortikultura.
“Ini awal yang sangat baik untuk mensukseskan program peningkatan produksi benih bawang merah. Dengan adanya asosiasi ini, produsen benih bawang merah mempunyai wadah berkumpul dan memudahkan komunikasi antar para penangkar maupun dengan Direktorat Jenderal Hortikultura terutama dalam hal penyediaan benih,” terangnya.
Lebih lanjut dirinya menyebutkan, pengukuhan struktur baru ini dilatarbelakangi oleh sulitnya koordinasi antar produsen benih sementara benih bawang merah sangat dibutuhkan. Terlebih dengan adanya program pengembangan kampung bawang merah, benih bawang merah akan sangat banyak dibutuhkan. Di sisi lain, selama ini belum terlihat peran yang diberikan asosiasi manakala terjadi oversupply atau saat terjadi kekurangan pasokan benih bawang merah di Indonesia.
“Kami meminta APBMI dapat menginformasikan ketersediaan benih bawang merah yang saat ini siap salur. Selanjutnya Direktorat Perbenihan Hortikultura yang akan melakukan pengecekan mutu benih dan membandingkan harga benih pada penangkar-penangkar benih tersebut baik yang tersedia melalui e-katalog maupun di luar e-katalog sebelum melakukan kontrak pengadaan benih,” paparnya.