Klaten dan Karanganyar sedang melalui masa panen raya. Dua kabupaten ini tidak mengalami masa paceklik yang sempat ramai dibicarakan.
Desa Kapungan sendiri yang berada di Kecamatan Polan Harjo sedang panen 10 hektar padi. Nilai produktivitasnya mencapai 8,4 ton gabah kering panen (GKP).
Panen dilakukan di Desa Kapungan Kec. Polan Harjo. Luas yang panen hari ini di satu kecamatan 10 ha. Secara keseluruhan di Klaten per hari di sini sekitar 150 ha panennya.
“Kita sedang panen di Desa Kapungan Kec. Polan Harjo. Luas yang panen hari ini di satu kecamatan 10 ha. Secara keseluruhan di Klaten per hari di sini sekitar 150 ha panennya”, ucap Yasid Taufik selaku Penanggung Jawab Upsus Pajale Kabupaten Klaten dan Karanganyar.
Turut dalam panen menyertai Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Klaten Joko, Kapten Inf Ngadimin dari Kodim 0723 Klaten beserta para petani.
Kabupaten Klaten justeru sedang panen di atas lahan 2.500 hektare pada Desember 2017. Dengan luasan sebesar ini dipastikan tidak akan kekurangan beras. “Jika di total jumlah seluruh luas panen bulan Desember 2017 ada sekitar 2.500 hektare”, ujarnya.
Padi yang ditanam di daerah ini merupakan varietas Ciherang yang telah diakui tahan terhadap serangan hama. Tiap hari mengambil hasil panen sebanyak 5-6 patok. Per patok sekitar 2000m dihargai sekitar Rp 6juta – 7 juta.
Untuk LTT bulan Desember targetnya 7579 ha dari target 12. 000 ha. Ini berarti sudah 60%. Pasti tercapailah untuk bulan Desember ini. Kita juga akan melakukan ubinan untuk mengetahui produktivitas.
Luas areal persawahan dii Desa Kapungan ini adalah 33.100 ha yang merupakan sawah teknis yang ditanami 3 kali dalam setahun.
Sementara itu di Desa Sidowayah, Kec. Pulonharjo Kabupaten Klaten terdapat 4 kelompok tani Sumber Agung, Agung Rejeki, Tani Makmur, Gemahripah
Luas areal persawahan 182 ha. Varietas yang digunakan inpari 33. Produktivitas 7 sampai 11 ton per ha. Produksi sekarang naik. Inpari 4185 per kg sekarang 6134 kg. peningkatan terjadi karena penyemprotan pestisida dan pupuk berimbang.
Saat itu lahan pertanian tidak ada serangan OPT Walang Sangit sedikit. Inser hama tanaman kecil pada usia 1- sampai 2 bulan.
Petani di desa ini sepakat untuk menolak impor dikarenakan saat ini kebutuhan cukup. Dalam siklus per 2 tahunan, petani di sini tanam 5 kali. Tapi diusahakan setahun 3 kali.
Pengairan persawahan dari mata air Kemanten. Kalau musim hujan seringkali banjir. Namun hal tersebut bisa ditanggulangi dengan baik. Caranya dengan saluran air melalui pipa. Sehingga praktis di desa ini tidak kekurangan air.
Dengan pengolahan yang baik, peralatan yang baik, pemupukan yang berimbang, pembeli sekarang sudah banyak yang masuk dan petani berkompetisi untuk menadapat kan tonase terbaik.
Petani sempat mengajukan taruhan rasa beras. Rasa beras mereka diyakini lebih berkualitas dan bukan beras oplosan. Hal ini diyakini karena sumber mata air yang membuat kualitas hasil panen. (Dsy)
Pengunaan Bubur Bordo Untuk Pengendalian OPT Buah
leaflpet-bubur-bordo_watermarkDownload
Read more