Spiritnya sama, tidak ada perbedaan antara Kementerian pertanian dan Kementerian Perdagangan. Kami sama-sama mengemban misi bagaimana agar pemenuhan produksi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan tidak ada gejolak harga. Pemerintah menginginkan agar margin keuntungan dapat terdistribusi dengan adill kepada semua pelaku usaha. Terakhir adalah konsumen.
Jakarta (22/3) – Gencarnya Kementerian Pertanian menggelar operasi pasar beberapa waktu belakangan ini membuahkan hasil. Panjangnya rantai pasok yang harus dilalui komoditas hortikultura ini diperpendek. Dampaknya berbuah manis, harga cabai merah dan bawang mendekati ke titik normal.
Ditemui di ruang kerjanya, Senin (22 /3), Sesditjen Hortikultura Yasid Taufik menyatakan, “Ini adalah upaya Kementerian Pertanian memperpendek rantai Pasok (supply chain) cabe dan bawang. Fakta di lapangan produksi cukup, tetapi di pasar grosir atau retail harga berfluktuasi. Seolah-olah menggambarkan produksi tidak tercukupi atau kurang. Tetapi setelah kami langsung ke petani. Kami angkut langsung, sekarang baru memberikan pengaruh terhadap penurunan harga sebesar 30%”.
Kementerian Pertanian terus berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Koordinator Ekonomi, Pasar Jaya dan UKM secara intensif bersama – sama merumuskan cara mengatasi disparitas harga yang terjadi di lapangan. Pemerintah berharap tidak terjadi disparitas harga yang terlalu jauh. Sehingga perlu dirumuskan bagaimana cara memperpendek rantai pasok hingga ke konsumen.
“Spiritnya sama, tidak ada perbedaan antara Kementerian pertanian dan Kementerian Perdagangan. Kami sama-sama mengemban misi bagaimana agar pemenuhan produksi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan tidak ada gejolak harga. Pemerintah menginginkan agar margin keuntungan dapat terdistribusi dengan adill kepada semua pelaku usaha. Terakhir adalah konsumen“, jelas Yasid.
Gejolak harga yang terjadi di pasaran sebenarnya tidak menggambarkan pasokan. “Kenyataanya harga bisa cepat naik turun. Ini tidak logis. Bisnis yang terjadi ini tidak normal. Ini masalah yang bukan merepresentasikan tingkat produksi kita. ini hanya permainan pelaku usaha”, lanjut Sesditjen Hortikultura ini.
Kementerian Pertanian menekankan kepada masyarakat agar tidak panik dengan adanya gejolak harga. Lambat laun harga di pasaran semakin menurun. Sampai saat ini harga dinilai wajar dengan kisaran Rp 19.000 hingga Rp 20.000. Sementara harga di petani berkisar Rp 15.000 – Rp 20.000. Harga ini turun drastis dari sebelumnya untuk cabai rawit merah Rp 50.000, cabai merah keriting Rp 45.000 dan bawang merah Rp 40.000. Harga ketiga komoditas ini berfluktuasi untuk beberapa pasar dan dapat naik turun dalam hitungan jam.
Pemerintah berkomitmen akan terus mengadakan operasi pasar selama terjadi gejolak harga. Upaya ini dilakukan dalam upaya pemotongan jalur distribusi. Pemerintah langsung mengambil dari petani. Pada saat berita ini diturunkan, operasi pasar yang dilakukan di depan kantor Ditjen Hortikultura ini merupakan pengambilan cabai merah dari Magelang sebanyak 1,6 ton bawang merah keriting dan cabai rawit merah sebanyak 900 kg. Ini merupakan pengambilan yang kesekian kali di mana Ditjen Hortikultura selalu memborong hampir 3 ton cabai dan 3 ton bawang merah.
Sesuai dengan rencana manajemen tanam tahun 2016, Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa total areal luas tanam bawang merah sebanyak 129.113 H. Jika dibagi dalam 12 bulan maka dapat diperkirakan capaian tanam seluas 12.000 Ha – 13.000 Ha per bulannya. Penanaman ini mengikuti pola tanam guna memenuhi pasokan bulanan. Artinya stok tidak akan pernah kosong.
Produksi bawang merah bulan Januari merupakan penanaman pada bulan Nopember 2015. Untuk memenuhi kebutuhan bawang merah sebanyak 104.547 ton, Ditjen Hortikultura koordinasi dengan Dinas Pertanian seluruh Indonesia agar ditanam seluas 10.455 Ha. Panen yang terjadi pada bulan Maret ini merupakan hasil penanaman pada bulan Januari 2016. Dengan melakukan penanaman seluas 8.991 Ha maka total panen diharapkan mencapai 89.909 ton. Melihat kebutuhan rata-rata bawang merah 80.000 ton per bulan maka stok bawang merah surplus di setiap bulannya. Ini merupakan potensi ekspor tahun ini.
Operasi pasar yang digelar Kementerian pertanian sesungguhnya memberi pesan agar harga tidak dipermainkan. Produksi cabai dan bawang lokal cukup. Operasi pasar yang digelar guna memberi sinyal bahwa program pertanian dalam peningkatan produksi pangan hortikultura dinilai sukses. Direktorat Jenderal Hortikultura mampu meningkatkan produksi bawang dan cabai sebagai prioritas komoditas yang diamanahkan Menteri Pertanian.
Penulis: Desy Puspitasari