Proyek Pengembangan Hortikultura di Lahan Kering atau dikenal dengan Horticulture Development in Dryland Areas Project (HDDAP) Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian telah mulai berjalan di 13 kabupaten dari 7 provinsi di Indonesia. Untuk membangun pertanian yang berkelanjutan, HDDAP mengembangkan konsep digitalisasi melalui sistem MIS-KoltiTrace yang akan diimplementasikan pada seluruh kabupaten lokasi HDDAP dalam proses pemantauan dan evaluasi, salah satunya di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Direktur Perlindungan Hortikultura sekaligus Project Manager HDDAP, Jekvy Hendra menyampaikan bahwa digitalisasi merupakan poin penting dalam mengakses seluruh kegiatan HDDAP. Ketertelusuran data dalam pertanian merupakan salah satu kunci penting pada pertanian keberlanjutan guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
“Ketertelusuran data petani dapat terekam melalui aplikasi MIS-KoltiTrace berbasis Android dan Web,” jelas Jekvy.
Aplikasi MIS-KoltiTrace akan dioperasikan oleh Penyuluh Pertanian Lapang atau biasa disingkat PPL dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) di lapangan dengan pendampingan oleh dinas pertanian kabupaten sebagai salah satu pelaksana kegiatan HDDAP. Pelatihan dan piloting telah dilaksanakan di Kabupaten Gowa dengan melibatkan 4 petugas yang terdiri dari 2 PPL, 1 POPT dan 1 Petugas di Dinas Kabupaten pada Selasa-Rabu, 21-22 Mei 2024.
Komoditas unggulan yang dikembangkan di Kabupaten Gowa pada proyek HDDAP adalah cabai, bawang dan kentang. Piloting dilaksanakan di Kecamatan Tombolopao untuk komoditas cabai dan Kecamatan Tompobullu untuk komoditas bawang. Kegiatan pelatihan berupa penginputan data petani, pengisian poligon kebun petani, produksi dan produktivitas, penggunaan saprodi dan PHT sehingga nantinya semua data dapat tertelusur dan terpantau oleh Tim Manajemen. Dalam Piloting dihadirkan petani CPCL HDDAP di Kabupaten Gowa. Pada saat di lapangan, peserta memasukan data riil petani dengan metode deep interview.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa, Muhammad Fajaruddin menyampaikan bahwa pihaknya siap untuk membantu pendampingan dan penginputan data petani bersama petugas yang ada di lapangan.
“Dengan adanya MIS-KoltiTrce ini dapat membantu dan memudahkan kami, selaku petugas lapang, untuk menginput, mengakses data petani dan terpantau langsung oleh Tim Manajemen HDDAP,” ujar Fajaruddin.
Fajaruddin menambahkan, pelatihan dan transfer ilmu mengenai penggunaan aplikasi MIS-KoltiTrace ini memang perlu terus dilakukan karena luas lahan di Kabupaten Gowa bisa dikatakan cukup luas.
“Untuk menjangkau itu semua, kita perlu tenaga dari teman-teman PPL lain untuk mengumpulkan data,” tutup Fajaruddin.