*Rilis Kementan, 7 Desember 2020*
Nomor : 1632/R-KEMENTAN/12/2020
Benih merupakan salah satu faktor penentu untuk mencapai hasil panen yang tinggi. Terjangkaunya ketersediaan benih atau akses sumber benih oleh petani pengguna, ketepatan jenis dan varietas yang sesuai dengan permintaan pasar serta harga yang terjangkau menjadi hal yang perlu diperhatikan. Hasil akhir tentunya kembali pada kualitas dan kuantitas produksi pertanian sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
“Kemandirian benih adalah wujud dari kemandirian dan ketahanan pangan. Kemandirian benih dapat diartikan pula terpenuhinya kebutuhan benih secara mandiri di dalam negeri maupun di daerah sentra,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura saat memberikan keterangan tertulis, Sabtu (5/12).
Senada, Direktur Perbenihan Hortikultura Sukarman mengatakan pembinaan kepada para produsen benih di seluruh Indonesia terus didorong guna terwujudnya kemandirian benih.
“Khusus untuk benih bawang merah, kami mendorong penggunaan benih TSS (true shallot seed). Dengan penggunaan TSS, akan menurunkan biaya produksi yang cukup signifikan dengan protensi produksi yang lebih tinggi, meskipun dari segi waktu akan sedikit lebih lama karena perlu penyemaian,” papar Sukarman.
Sukarman menjelaskan, untuk mendaftar sebagai produsen benih bisa mengajukan ke Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPG) BPSB setempat. Selanjutnya akan dilakukan sertifikasi kompetensi produsen oleh PBT di wilayah tersebut.
Belum lama ini staf Direktorat Jenderal Hortikultura melakukan kunjungan lapangan ke Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara dalam rangka pembinaan petani dan produsen benih bawang merah yang ada di wilayah tersebut. Terdapat 12 kelompok tani yang terdapat di Kabupaten Kolaka Utara yang berkonsentrasi pada budidaya bawang merah. Pembinaan kelompok petani dan produsen benih bawang merah ini dihadiri oleh Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Kolaka Utara, BBIH Sulawesi Tenggara, dan petani produsen benih bawang merah. Salah seorang petani yang sudah melakukan kegiatan produksi benih bawang merah di antaranya Bapak Azmin.
“Pembinaan kepada petani dan produsen benih bawang merah akan dilakukan secara kontinu. Kami mengajak petani agar berdaya saing, dikarenakan potensi alam Kolaka Utara yang masih memungkinkan untuk terus digali khususnya komunitas hortikultura. Dengan transfer ilmu dan input teknologi bukan mustahil kemandirian benih bawang merah dapat diwujudkan,” ujar Kepala Subdit Produksi dan Kelembagaan Benih, Kurnia Nur.
Petani yang menggunakan benih bermutu umumnya akan lebih sejahtera dari pada petani yang biasa menggunakan benih asalan. Sebab, kata Nur, dengan menggunakan benih bermutu, akan menghasilkan provitas yang jauh lebih baik.
“Saat ini, ketersediaan benih bermutu masih terbatas di lapangan sehingga benih harus didatangkan dari luar daerah tersebut. Akan tetapi bila dapat diproduksi sendiri, selain memberdayakan petani sekitar, tentunya menjadi peluang usaha bagi produsen benih,” ujar Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Kolaka Utara, Surianiningsih.