*Rilis Kementan, 15 Oktober 2020*
Nomor : 1399/R-KEMENTAN/10/
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menggaungkan program Gratieks atau Gerakan Tiga Kali Ekspor untuk semua komoditas pertanian, termasuk tanaman hias.
Produksi tanaman hias hingga triwulan II pada 2020 berdasarkan data BPS mencapai 342.422.645 pcs. Sementara itu ekspor volumenya mencapai 4.176.294 kg atau setara dengan US$ 12.176.244. Besarnya angka ekspor benih tanaman hias menunjukkan bahwa bisnis benih tanaman hias masih sangat terbuka.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyatakan bahwa jajarannya telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung program Gratieks tersebut, yakni melalui GEDOR Horti (Gerakan Dorong Produksi, Daya Saing dan Ramah Lingkungan Hortikultura).
“GEDOR Horti berfokus pada upaya peningkatan mutu dan produktivitas produk hortikultura melalui penerapan sistem jaminan mutu yang dibuktikan dengan sertifikasi GAP, GHP termasuk registrasi kebun. Terpenting juga, penerapan teknologi budidaya dan pasca panen untuk mengefisienkan biaya operasional usaha tani hortikultura,” ujarnya di berbagai kesempatan.
Permintaan pasar akan produk florikultura setiap tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya perekonomian masyarakat. Permintaan pasar terhadap komoditas florikultura tidak hanya produknya namun juga benihnya. Seiring dengan berkembangnya usaha budidaya florikultura, permintaan benih florikultura yang bermutu dari varietas unggul juga semakin meningkat.
Salah satu pelaku usaha yang menekuni tanaman hias dan sudah mengekspor benih tanaman hias adalah PT. Kebun Bibit Penuh Bunga. Perusahaan ini berdiri sejak 2011, berlokasi di Dusun Tonggolari, Desa Sidomulyo RT04/RW 09, Sidomulyo, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur.
Benih tanaman hias yang diekspor meliputi Kuping Gajah (Anthurium sp), Sirih Gading (Philodendron sp), Talas Talasan (Alocasia spp), Alamanda (Allamanda sp), Little ruby (Alternanthera dentata), Spathiphyllum (Spathiphyllum sp), Amaryllis (Amaryllis sp), Begonia (Begonia sp), Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata), Ekor Tupai (Asparagus Densiflora), Dracaena (Dracaena sp.), Cemara Udang, Beringin ( Ficus sp), Pedang – Pedangan (Sanseveria spp) dan Chines Elm (Ulmus sp).
Cara perbanyakan benih tanaman hias tersebut sebagian besar dilakukan dengan cara stek dan pemisahan anakan. Perusahaan ini mendapatkan berbagai benih tanaman hias tersebut dari 350 petani mitra yang tersebar di beberapa kab/kota di antaranya Bogor, Blitar, Malang, Pekanbaru dan Pontianak sedangkan paling banyak adalah dari Bogor.
“Ekspor benih tanaman hias sekarang malah meningkat, sebelum pandemi biasanya sekali kirim hanya sekitar 200-400 pcs benih tanaman hias tapi sekarang sekali kirim bisa 1.500 pcs benih tanaman hias dengan nilai sekitar US$ 22 ribu. Negara tujuan ekspornya meliputi Singapura, Amerika, Australia, Polandia dan Jerman,” ujar pemilik PT. Kebun Bibit Penuh Bunga, Steve Stanley saat ditemui beberapa waktu lalu.
Dirinya menyebutkan pengiriman ke Singapura sudah rutin 2 kali seminggu. Sementara itu dirinya tengah menjajal peluang ekspor ke Amerika. Ekspor benih tanaman hias ke singapura berjalan sepanjang tahun.
“Kami hanya libur saat tahun baru imlek sekitar 3 minggu, sedangkan untuk Amerika ekspor libur saat musim dingin. Untuk negara Australia, Polandia dan Jerman hanya ekspor benih anthurium saja karena untuk jenis lainnya masih sulit untuk masuk negara tersebut,” ucapnya bangga.
Meningkatnya ekspor tanaman hias karena penggunaannya meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat mulai lingkup rumah tangga, gedung perkantoran, hotel, restoran maupun untuk kelengkapan upacara adat dan keagamaan. Selain itu beberapa jenis tanaman hias juga memiliki bermacam manfaat yaitu menghilangkan partikel beracun dari udara, mengurangi debu dalam ruangan, menurunkan tingkat kebisingan, menetralisir bau tak sedap, membuat tidur lebih nyenyak, meningkatkan daya tahan tubuh hingga mengurangi stress dan memberikan kesan classy.
“Bisnis ekspor benih tanaman hias masih sangat terbuka dan sangat potensial karena kita memiliki keanekaragaman hayati yang tidak dimiliki oleh negara lain. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pelaku usaha yang bergerak dibidang perbenihan tanaman hias. Peningkatan kualitas serta terjaminya kontinuitas benih yang bermutu sangat perlu untuk dilakukan, sehingga pelu konsisten menjaga pengelolaan dan manajemen produksi,” ujar Direktur Perbenihan Hortikultura Kementan, Sukarman.