Bogor (28/11) – Presiden Jokowi sangat mendukung pengembangan buah dan bunga nusantara. Jokowi berharap mulai tahun depan komoditas asli Indonesia mampu bersaing di kancah internasional. Dalam pembukaan Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) yang berlangsung di Institut Pertanian Bogor (IPB) kemarin, Jokowi meminta agar IPB mengawal bunga dan buah nusantara untuk dipromosikan dengan skala di internasional.
“Nanti akan saya kerahkan semua kedutaan untuk menghadirkan pembeli-pembeli potensial yang ada di negara masing-masing .sbiancamento denti Sehingga mereka tahu bahwa potensi kekuatan buah bunga dan nusantara ini. Ini tanggung jawabnya IPB”, jelas Jokowi mendapatkan tepuk tangan hadirin.
Dalam FBBN tersebut dirumuskan sebuah gerakan yang dinamai Revolusi Oranye. Revolusi Oranye adalah sebuah gerakan revolusioner yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas buah dan bunga nusantara. Wujud dari gerakan ini adalah membentuk komitmen untuk menyediakan kawasan terpadu perkebunan buah mulai skala kecil hingga besar. Deklarasi Revolusi Oranye ini berupaya untuk membentuk kawasan buah terintegrasi yang terdiri dari skala Orchard 10 – 500 Ha.
Kawasan terpadu ini dimotori oleh Kabupaten, Kota dan BUMN. Setiap kabupaten/kota dan BUMN menyediakan lahan mulai dari skala kecil, skala menengah dan skala orchard.
Presiden meng-applause Deklarasi Komitmen yang diusung oleh kabupaten dan kota. Dalam deklarasi yang dibacakan, revolusi oranye ini didukung oleh 20 Kabupaten, 18 Kota, dan 10 Kawasan Agrowisata.
“Saya harapkan tiap kabupaten yang menyediakan lahan untuk pengembangan buah dan bunga nusantara ini betul-betul fokus pada wilayah yang kira-kira punya potensi. Itu yang dikembangkan. Saya meyakini kita akan menjadi jadi produsen buah dan bunga yang baik baik di dalam negeri maupun luar negeri”, terang Jokowi.
Jokowi mengharapkan depan semua barang-barang impor yang ada dapat diganti dengan produksi dalam negeri. Presiden optimistis hal ini dapat memperbaiki neraca perdagangan dalam negeri. Hal ini tentunya membutuhkan koordinasi yang baik dari setiap lini.
“Saya yakin bisa. Mulai dari benihnya, manajemennya, penyuluhnya. Kabupaten juga sama menyiapkan lahan. Kementerian Pertanian juga sama. Dari pusat hingga ke daerah. Baik dari sisi pemerintah maupun sisi bisnisnya. Semua betul-betul bergerak bersama-sama. Tapi revolusi oranye ini harus dimulai.”, lanjut suami dari Iriana ini.
“Kita butuh gerakan yang revolusioner. Saya perintahkan BUMN. Saya bayangkan PTPN menyiapkan 10.000 Ha. Saya bayangkan akan menghasilkan berapa ribu ton yang dihasilkan. Jangan 500 buat PTPN. 10.000 Ha. Bahwa hectare yang saya sampaikan tadi betul-betul dikerjakan. Saya perintahkan kepada Menteri BUMN, industrialisasinya dipersiapkan. Siapkan industri jusnya. Kita urus juga pasca panen dan pasarnya. Saya rasa harus ada integrasinya. Ada yang menanam, ada yang memproduksi barang setengah jadi dan jadi. Ada yang memasarkan. Saya kira BUMN kita mampu melaksanakan itu ”, tegas Jokowi.
Jokowi kembali menegaskan untuk segera mendorong produksi sekaligus mengedukasi generasi bangsa untuk memakan buah nusantara. Jokowi berharap di tiap rumah tangga masyarakat Indonesia selalu tersedia aneka buah nusantara yang senantiasa dikonsumsi setiap harinya.
Dalam kunjungannya ke stan expo ini, Presiden Jokowi beserta Ibu Iriana berkunjung ke beberapa stan yang di antaranya stan Ditjen Hortikultura. Beliau memuji aneka buah dan bunga nusantara yang dipajang sepanjang stan.
“Buah-buahan ini dari Lampung. Permintaannya banyak dari China, Middle East, Qatar, Arab Saudi, Korea. Tapi sayang suplainya kurang. Pisang Lampung ini sangat bagus, tapi belum memenuhi permintaan pasar yang ada. IPB dan Kabupaten yang sudah ditunjuk Kementan mulai tahun 2016 akan mulai bergerak mengembangkan buah-buahan nusantara.”
Jokowi dalam wawancara singkat di depan Rumah Horti kembali mengingatkan agar mulai 2016 semua sektor yang terkait mulai dari pemerintah dan swasta, pusat dan daerah sama-sama berinterasi untuk memfokuskan diri mengembangkan buah-buahan nusantara. Harus segera dipersiapkan manajemen yang efektif dalam skala besar dengan memperhatikan GAP, GHP dan GMP. (Dsy)