Bandung (21/12) – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022, Kementerian Pertanian pastikan ketersediaan dan pasokan pangan aman dan terkendali. Ini artinya kebutuhan pangan tersedia di seluruh Indonesia dalam jumlah yang cukup serta dapat diakses oleh masyarakat. Tidak terkecuali salah satu komoditas strategis hortikultura yakni bawang merah. Pasalnya komoditas tersebut kerap mengalami kenaikan harga jelang nataru seiring kebutuhan yang semakin meningkat sebagai bumbu utama sajian perayaan natal dan tahun baru.
Langkah antisipasi Kementan khususnya Direktorat Jenderal Hortikultura untuk mengatasi kerawanan pangan jelang nataru salah satunya adalah dengan membentuk Champion Cabai dan Bawang Merah. Champion merupakan petani penggerak serta partner pemerintah dalam mendukung upaya stabilisasi pasokan dan harga nasional. Pengukuhan champion cabai dan bawang merah telah dilakukan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo pada tanggal 2 November 2022. Praktis setelah dikukuhkan, para champion mulai bergerak amankan pasokan cabai dan bawang merah nasional.
Champion bawang merah Kabupaten Bandung, Ujang Margana, menyatakan kesiapannya mendukung pemerintah dalam mengamankan pasokan menjelang nataru. “Kondisi pasokan bawang merah sampai tahun baru aman, harga juga relatif stabil. Petani binaan kami rencana panen bawang merah sekitar 200 hektar sampai akhir tahun,” ujar Ujang yang juga menjadi Ketua Koperasi Tricipta Tani, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Pihaknya juga menyatakan bahwa pasokan ke Pasar Induk Keramat Jati (PIKJ) sangat lancar karena hasil panen bawang merah cukup melimpah. Sebanyak 2 (dua) truk atau 14 ton bawang merah secara rutin dikirimkan ke PIKJ setiap periode 3 (tiga) hari sekali.
Kesiapan pemenuhan pasokan tersebut juga didukung dengan fasilitas penyimpanan yang dimiliki yakni 5 unit gudang pascapanen yang juga dilengkapi dengan fasilitas ruang berpendingin (cold storage). “Gudang kami bisa menampung bawang merah sekitar 65 ton, saat panen raya sebagian kami simpan, jadi sampai Februari stok masih aman,” ujar Kang Ujang, sapaan akrabnya. Perkiraan panen bawang merah varietas Batu Ijo yang ditanam pada areal seluas 200 ha miliknya dapat memproduksi sekitar 3.000 ton bawang merah dengan provitas rata-rata mencapai 15 ton per hektar. “Ini baru di Kecamatan Cimenyan, kalau ditambah dengan kecamatan lain bisa sampai 6.000 ton untuk persiapan panen nataru,” pungkasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021, Kabupaten Bandung tercatat mampu memproduksi bawang merah sebanyak 58.900 ton dengan luas panen mencapai 5.002 ha. Kabupaten Bandung merupakan produsen bawang merah nomor satu se-Jawa Barat disusul Garut, Majalengka dan Cirebon yang merupakan kawasan penyangga kebutuhan pangan pokok wilayah Jabodetabek.
Peningkatan produksi di wilayah penyangga lainnya juga diharapkan mampu mendukung stabilisasi pasokan bawang merah secara nasional. Prihasto Setyanto, Direktur Jenderal Hortikultura turut memastikan kondisi bawang merah nasional masih aman terkendali. “Berdasarkan prognosa produksi dan neraca nasional, stok kumulatif bawang merah sampai Januari 2023 masih surplus. Distribusinya saja yang kita kawal dari wilayah surplus ke wilayah minus,” imbuh Anton. Tercatat stok kumulatif bawang merah surplus sebanyak 20.031 ton pada bulan Desember 2022 dan surplus 65.173 ton pada bulan Januari 2023. Kondisi tersebut menegaskan kesiapan pasokan komoditas strategis hortikultura khususnya bawang merah jelang natal dan tahun baru.