Surakarta (12/8) – Buah merupakan salah satu komoditas bernilai ekonomi tinggi dan diminati masyarakat. Khususnya melon, buah ini tidak tergantung musim sehingga dapat di produksi sepanjang tahun. Usianya pun terbilang pendek, kurang lebih 60 hari masa tanam sudah dapat dipanen.
Usaha agribisnis melon bisa meliputi bisnis dari hulu ke hilir. Pasar melon dalam negeri juga terus berkembang. Singapura termasuk tujuan ekspor Indonesia. “Tahun 2014, produksi melon Indonesia mencapai 150.347 ton dengan luas panen 8.185 ha yang tersebar di Jawa Timur, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Lampung dan Nusa Tenggara Barat”, jelas Kasubdit Benih Tanaman Buah Ir. Elnizar Zainal, M.Si mewakili pemaparan Direktur Perbenihan Hortikultura pada acara pembukaan Kunjungan Pers Ditjen Hortikultura bertempat di Pusdiklat UNS – Surakarta.
Kepala Dinas Pertanian Kota Surakarta menyebutkan potensi pengembangan melon di Surakarta cukup besar karena sebagai wilayah yang tidak memiliki lahan pesawahan, Solo justeru unggul di bidang hortikultura.
“Kami memang tidak punya lahan pesawahan. Tapi potensi pengembangan melon di sini cukup tinggi. Selain melon, kami juga memiliki budidaya mangga dan sirsak di pinggir Bengawan Solo,” kata drh. Weni Ekayanti.
Varietas melon di Indonesia juga memiliki keragaman tipe, ada yang tipe net (kulit berjaring) , no net (kulit tanpa jaring ) dan rock melon (kulit berjaring dengan daging buah berwarna). Ketiga varietas tersebut dapat beradaptasi baik dengan kondisi agroklimat di Indonesia.
Direktur CV Multi Global Agrindo, Mulyono Herlambang mengemukakan, potensi ekspor melon ke luar negeri sangat besar. Bahkan Indonesia memiliki bibit melon unggulan yang sudah tersebar di berbagai negara terutama Singapura. “Selain melon, Indonesia punya banyak plasma nutfah berbagai jenis tumbuhan,”
Hadir pula Direktur PT Tunas Agro persada, Cipto Legowo, menyebutkan keunggulan benih melon dan produsen benih dalam negeri selain mampu beradaptasi dengan kondisi alam Indonesia, kualitas benih melon Indonesia tidak kalah dengan benih luar negeri. Buah yang dihasilkan dengan kualitas yang bagus dan rasa buah yang manis. Harga beli benihnya juga terjangkau petani Indonesia.
Tinjauan Lapang
Pada hari kedua, para peserta kunjungan pers yang terdiri dari para Pranata Humas Kementerian Pertanian, perwakilan Eselon I Kementerian Pertanian dan media yang tergabung dalam Forum Wartawan Pertanian (FORWATAN) berkesempatan mengunjungi lokasi perusahaan benih dan buah melon CV Multi Global Agrindo dan PT Tunas Agro Persada.
Bertempat di kantor CV. Multi Global Agrindo ini peserta disuguhkan rangkaian cara prosedur baku pelaksanaan breeding. Prosedur yang dimaksud meliputi pengumpulan plasma nutfah, penggaluran, test cross, dan uji keunggulan varietas.
Selanjutnya peserta diajak mengikuti kegiatan di lahan produksi. Di sini Mulyono Herlambang sedikit memaparkan tehnik manual penyerbukan untuk tanaman cabai dan tomat.
Perusahaan yang dipimpinnya ini tiap tahun mendapatkan omzet penjualan hingga Rp 4 miliar per tahun. Beberapa benih hortikultura seperti terung, pare, waluh dan bligo produksi perusahaannya itu bahkan mampu menembus pasar Jepang, Cina dan Korea.
Sementara di lokasi lahan PT Tunas Agro Persada, peserta disuguhkan dengan sajian melon. Ada 4 tipe melon, Melon Barata, Melon Kirani, Melon Adinda dan Melon Kinanti. Perbedaan di antara ke empat varietas itu selain dari warna buah, peserta menilai dari rasa, tekstur, dan warna kulit.
Cipto Legowo mengatakan “adalah tugas perusahaan benih melakukan riset menemukan teknologi dan varietas unggul baru yang bisa membantu petani bersaing dengan produk impor, sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka”. (Dsy)