Provinsi Riau mulai menggeliat dalam hal pengembangan bawang merah saat ini. Beberapa kabupaten/kota di Riau sudah mulai banyak melakukan budidaya komoditi ini diantaranya Kota Pekanbaru, Kampar dan Siak. Apalagi sejak adanya Program UPSUS Komoditas Strategis Bawang Merah dan Cabai, Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten/Kota serta Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultultura lebih intens dalam memberikan pengawalan dan pendampingan program.
Umumnya petani melakukan budidaya bawang merah secara konvensional dimana dalam memacu peningkatan produksi masih menggantungkan pada bahan kimia baik pupuk maupun sarana pengendalian OPT nya. Dinas Provinsi bersama BPTPH Provinsi Riau menyadari bahwa issue keamanan pangan kedepan menjadi fokus utama yang perlu diperhatikan dalam rantai produksi. Untuk itu BPTPH melaksanakan kegiatan Gerakan Pengendalian (Gerdal) OPT secara ramah lingkungan. Kegiatan gerdal ini dilaksanakan di Kelompok Tani Jadi Rejo yang berada di Desa Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru. Lokasi gerdal seluas sembilan hektar dibagi menjadi dua sesuai varietas yang akan ditanam yaitu dua hektar akan ditanami varietas Tuk Tuk asal biji dan tujuh hektar akan ditanami varietas Bima Brebes asal umbi. Saat ini petani peserta Gerdal sedang dalam penyiapan lahan. Kegiatan gerdal diikuti oleh 25 orang petani. Temu petani dengan petugas lapang Pengamat Hama Penyakit dilaksanakan tanggal 17 September 2018. Anggota kelompok yang hadir antusias mengikuti tahapan kegiatan gerakan pengendalian OPT bawang merah secara ramah lingkungan. Sosialisasi dari petugas BPTPH tentang cara pengolahan tanah, perendaman bibit bawang dengan menggunakan PGPR dan pengukuran pH tanah sebelum tanam. Petugas dari Ditjen Hortikultura, Iwan Patria hadir dalam pertemuan tersebut, menjelaskan tentang manfaat pengendalian secara ramah lingkungan yaitu OPT terkendali, menekan biaya produksi, produk aman konsumsi serta kelestarian lingkungan terjaga.
Pada kegiatan ini petani diajarkan tentang cara pengolahan tanah, pembuatan PGPR dan pupuk tricho serta cara aplikasinya, penanaman refugia (marigold, kenikir dan bunga matahari).
Disamping itu juga disampaikan pentingnya memberdayakan musuh alami di lapangan dengan menyediakan lingkungan yang menguntungkan bagi kehidupan serangga misalnya dengan melakukan penanaman refugia sebagai sumber nectar sebagai konservasi musuh alami khususnya parasitoid.
Pada saat diskusi petani menginformasikan jenis OPT yang biasanya menyerang tanaman bawang merah adalah penyakit layu fusarium. Untuk itu agar benih yang ditanam lebih tahan terhadap penyakit ini petani diajarkan melakukan perendaman benih bawang dengan menggunakan agens hayati PGPR. Selanjutnya benih yang telah direndam diangkat dan dikering anginkan. Sebelumnya petani juga telah diajarkan cara pengolahan tanah memakai pupuk kandang yang telah dicampur agens hayati trichoderma. Setelah tercampur dengan baik pupuk didiamkan selama lebih kurang 15 hari agar agens hayati berkembang dengan baik selanjutnya pupuk hayati siap diaplikasikan dengan cara ditaburkan di atas lahan yang akan ditanami.
Untuk pupuk kandang, petani bawang tidak perlu membelinya karena mereka juga memiliki usaha ternak sapi potong. Petani sangat senang menerima berbagai informasi dari petugas BPTPH karena semua bahan-bahan pengendalian yang dibutuhkan sudah tersedia di sekitar mereka.
Gerakan Pengendalian OPT Ramah Lingkungan adalah gerakan kembali ke alam. Dari Alam untuk kesejahteraan manusia.