Propinsi Banten kembali menyelenggarakan Festival dan Kontes Durian untuk mempromosikan produk hortikultura nasional, di Kebun Hutan Kota, Nancang, Kota Serang, Selasa (12/2). Ini merupakan festival bertaraf nasional. Sebelumnya telah beberapa kali dilakukan kegiatan serupa di Kabupaten Sanggau, Pontianak, Banjar, Banjarmasin, Rembang, Pekalongan, Jombang, Mojokerto, Pandeglang, Pesawaran dan Solok. Dalam waktu dekat akan disusul Purworejo dan beberapa kabupaten lain.
Festival Durian Banten dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M. Tauchid, mewakili Gubernur Provinsi Banten. Acara yang dihadiri oleh Masyarakat Agribisnis Indonesia, Durian Traveler, Yayasan Durian Indonesia dan anggota masyarakat pecinta durian lainnya.
Dalam sambutannya Agus menyampaikan festival durian tahun ke empat ini memperlihatkan kualitas komoditas durian lokal wilayahnya.
“Banten sendiri memiliki tiga wilayah sentra utama penghasil durian yang variannya beragam dengan rasa yang mantap. Di antaranya di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang. Saat ini terhitung lebih dari 304 ribu pohon durian di Banten dengan jumlah panen lebih dari 400 kuintal durian. Khusus hari ini ada 2 ribu butir durian yang akan dibagikan secara gratis kepada seluruh pengunjung,” jelas Agus.
Plt Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi Banten, Asep Mulyana mengatakan bahwa kontes ini merupakan kegiatan tahunan yang diikuti oleh sekitar 70 orang peserta dari berbagai wilayah. “Turut meramaikan pameran beberapa durian unggulan, edukasi cara pemupukan durian, lomba cipta menu berbahan baku durian dan lomba olahan durian. Termasuk di dalamnya yang paling ditunggu yaitu makan durian gratis untuk para pengunjung.”
Agus mengharapkan penyelenggaraan kontes ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai keanekaragaman jenis durian yang harus dijaga kelestariannya dan dikembangkan untuk kesejahteraan petani dan masyarakat.
Pada kesempatan terpisah, Plt Direktur Buah dan Florikultura, Sri Wijayanti Yusuf merasa sangat senang dengan antusiasme masyarakat mengikuti kontes durian ini, “Mudah-mudahan dengan festival ini masyarakat akan tambah mencintai durian asal lokal yang rasanya tidak kalah dengan durian asal luar negeri,” ucapnya. “Festival ini juga mengekspos buah-buahan Indonesia guna menarik minat masyarakat untuk mencintai buah lokal. Sebelumnya neraca perdagangan durian defisit, namun setelah program mendorong ekspor, neraca perdagangan durian 2018 surplus 733 ton.”
Pada kontes kali ini tercatat beberapa buah durian lokal asli Provinsi Banten seperti durian mentega, durian pendul, durian si kotok, durian tape, durian si bolu dan lainnya.
Lebih lanjut Yanti mengharapkan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten untuk segera menseleksi dan mendaftarkan varietas durian terbaik asli Provinsi Banten ke Kementerian Pertanian sehingga secara resmi tercatat sebagai varietas unggulan nasional. “Dengan didaftarkannya varietas ini, maka benihnya bisa dijual secara komersil dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” tegasnya.
Yanti mengatakan bahwa durian lokal memiliki kualitas rasa dan tampilan yang tak kalah dengan durian dari negara lainnya. Buktinya, durian asal Indonesia telah menembus banyak negara seperti pasar Hongkong, Thailand, Vietnam, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Belanda dan Australia.
“Untuk mempermudah izin ekspor, Kementan telah menerapkan sistem OSS (Online Single Submission). Regulasi direvisi, di antaranya Permentan 29 tahun 2018. Semula mengurus izin ekspor tanaman hias dan benih hortikultura butuh waktu 8 hari sekarang menjadi 3 jam untuk dokumen yang sudah clear and clean,” sebutnya.
Penulis : Tommy Nugraha
Editor : Desy