Kurma (Phoenix dactylifera) termasuk famili Palmae dan sering disebut Date Palm. Kurma mengandung vitamin yang dapat membantu menguatkan saraf, melancarkan peredaran darah, membersihkan usus serta memelihara dari radang dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Nilai nutrisi dalam 100 gram kurma kering berdasarkan USDA adalah energi 1.180 Kj (280 kcal), karbohidrat 75 g, gula 63 g, serat pangan 8 g, lemak 0.4 g, protein 2.5 g, air 21 g, vitamin C 0.4 mg dan magnesium 0.262 mg.
Di Indonesia, kurma termasuk salah satu komoditas binaan Ditjen Hortikultura. Hal ini sesuai dengan Permentan Nomor 151/Kpts/PD.310/9/2006 tentang jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura.
Propinsi Riau menjadi salah satu lokasi penanaman kurma yang memiliki iklim menyerupai negara asalnya. Umumnya pohon tersebut ditanam di halaman mesjid di antaranya Mesjid Raya An- Nur. Penanaman buah yang berasal dari Teluk Persia ini sudah dimulai sejak tahun 2006 dan sekarang jumlahnya berkisar 14 pohon.
Dalam rangka memudahkan koordinasi, petani kurma di Riau bergabung dalam satu asosiasi Perkumpulan Penggiat Kurma Indonesia (Indonesia Date Palm Association / IDPA). Tahun 2016 bibit kurma di halaman mesjid raya An Nur bertambah lagi sebanyak 56 batang dengan varietas Barhere, Ajwa, Khalas dan Sukkary, Shishi Nabu Saif, Ultana, Luiu, L1, Deglet Nour. Benih diperoleh dari hasil perbanyakan biji serta kultur jaringan dan sekarang ada beberapa tanaman telah berbuah dengan umur buah sekitar 120 hari.
Perbanyakan Benih Kurma
Perbanyakan kurma bisa dilakukan dengan beberapa jenis seperti menggunakan benih asal biji, anakan ataupun kultur jaringan. Benih asal biji dapat diperoleh dari benih yang dibeli di pasar ataupun yang berasal dari buah kurma yang kita makan. Melalui pembelian benih di pasar, pembeli akan lebih diuntungkan karena menggunakan biaya produksi yang lebih rendah. Meski demikian, kita tidak dapat menentukan jenis kelamin tanaman yang akan ditanam dan akan berbeda sifat dengan induknya.
Selanjutnya perbanyakan melalui benih anakan yang diperoleh dari tanaman induk. Tidak semua tanaman induk menghasilkan anakan. Anakan dari tanaman induk lebih sering muncul dari tanaman induk jantan.
Perbanyakan benih yang terakhir berasal dari kultur jaringan. Perbanyakan melalui kultur jaringan akan menghasilkan varietas yang jauh lebih unggul daripada benih asal atau biji anakan. Melalui kultur jaringan ini kita dapat menentukan jenis kelamin tanaman tersebut. Namun demikian, harga benih yang dipatok sangat mahal. Satu tanaman harganya bisa mencapai Rp 650.000 dan hal ini tentu harus diperhitungkan dengan baik. Peredaran benihnya masih terbatas untuk kalangan sendiri dan banyak ditanam dipekarangan mesjid – mesjid.
Proses Pemasukan Benih Kurma
Hingga saat ini benih kurma bermutu asal kultur jaringan masih impor. Importasi benih kurma ini telah dilakukan oleh perusahaan dari beberapa negara seperti Inggris, Perancis. Prosedur dan proses pemasukan benih kurma dari negara luar ke wilayah Indonesia pada prinsipnya sama dengan tanaman hortikultura lainnya. Proses pengajuan pemasukan sudah dilakukan secara online di laman simpel.pertanian.go.id.
Penyerbukan Kurma
Masuk tahap penyerbukan dan pembuahan, kurma harus melalui proses perkawinan antara serbuk sari dan kepala putik. Bunga betina akan rontok jika tidak terjadi proses perkawinan. Adapun langkah – langkah mengawinkan bunga jantan dan betina adalah dengan menyiapkan bunga kurma jantan. Satu pohon kurma jantan bunganya bisa digunakan untuk menyerbuki 20 – 25 pohon kurma betina. Selanjutnya ikat bunga betina dengan menggunakan daun kurma. Potong ujung kira – kira 5 cm dengan tujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan bakal buah. Langkah berikutnya, pukul – pukul bunga jantan ke bunga betina atau dapat juga dilakukan dengan menempelkan serbuk sari menggunakan kuas. Lalu bunga betina menggunakan kertas minimal 4 jam setelah proses perkawinan. Satu bulan kemudian dapat dilihat hasilnya, bunga betina yang telah berhasil akan berwarna hijau dan untuk memelihara buah sampai panen dapat ditutup dengan menggunakan waring.
Panen Kurma di Indonesia
Panen buah kurma di Indonesia berbeda dengan panen buah di negara asalnya. Buah kurma di Indonesia hanya bisa dijadikan sebagai buah segar yang dapat dipanen pada umur 150 hari. Sementara itu di negara asalnya, panen biasanya dilakukan pada umur 200 hari sehingga menjadi kurma dengan tekstur kering dan warna hitam atau coklat. Salah satu penyebab terjadinya perbedaan waktu panen dikarenakan Indonesia memiliki kelembaban yang tinggi. Di Indonesia, kurma yang dibiarkan sampai umur 200 hari akan busuk dan tidak layak lagi dikonsumsi.