Pandeglang – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi hingga volume ekspor durian. Salah satu upaya yang masif dilakukan yakni mendukung pengembangan budidaya berbagai varietas durian yang dimiliki masing-masing daerah.
Berangkat dari ini, kali ini Kementan dan Pemerintah Kabupaten Pandeglang menyelenggarakan Festival Hortikultura yang di dalamnya menyajikan kontes durian lokal, Sabtu (2/2/2019). Hadir Bupati Pandeglang, Irna Narulita dan dan Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi.
Suwandi mengatakan durian Pandeglang memiliki peluang yang sangat besar untuk terus ditingkatkan produksi dan volume ekspornya. Pasalnya, secara agroklimat durian dapat tumbuh dengan baik dan secara ekonomis sangat menguntungkan, sekaligus berpotensi untuk dijadikan sebagai kawasan wisata agribisnis.
Festival Hortikultura ini merupakan event yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Diikuti oleh 41 peserta kontestan dengan 52 varietas durian yang dipamerkan meliputi Potret, Ketan LS, Aseupan, DT, Tambaga, Kunir, Dampit, Jurig, Kuning, Ketan MSD, Bolondo, GK, Tapak, Branjangan, Layung, Manalagi, Oreg, Kembar, Denoks, Bong, Roti, Kandel, BOM, Siung, Bedul, Paku, Rampayah, Kertas, Kanyere, Manohara, Muringis, Jaya, Amah, Tengging, Bintang, Rampayak Mentega, Ketan Alkirom, CR, Exel.
“Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menggenjot ekspor, pengembangan durian Pandeglang sangat diperlukan. Kuncinya pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pelaku usaha harus bersinergi membantu petani,” demikian dikemukan Suwandi saat memberikan sambutan pada Festival Hortikultura dan Kontes Durian Lokal.
Berdasarkan data BPS, produksi dan ekspor durian setiap tahun mengalami kenaikan. Produksi pada 2017 mencapai 795 ton dan ekspornya sebesar 240 ton. Di tahun 2018, produksi dan ekspor durian mengalami kenaikan yang cukup drastis yakni produksinya sebesar 819.654 ton dan ekspor 1.086 ton.
“Durian lokal Pandeglang punya peluang ekspor yang cukup besar karena memiliki kualitas yang tak kalah dengan durian yang berasal dari negara lainnya. Buktinya, durian asal Indonesia telah menembus banyak negara seperti pasar Hongkong, China, Malaysia, Vietnam, Singapura, Saudi Arabia hingga Belanda,” ujar Suwandi.
Melansir data BPS, sebelumnya neraca perdagangan durian defisit, namun 2018 sudah surplus. Ekspornya lebih tinggi 700 ton dibandingkan impor.
“Artinya, Indonesia boleh dikatakan eksportir durian,” sebut Suwandi.
Suwandi menghimbau kiranya pemerintah Kabupaten Pandeglang dapat mengajak masyarakat gerakan Pandeglang gemar tanam dan mengkonsumsi buah dan sayur lokal.
Suwandi menambahkan pada Festival Hortikultura ini, banyak dipamerkan durian lokal asal Pandeglang yang baik rasa maupun kesegarannya tidak kalah dengan produk buah asal negara lain. “Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten Pandeglang agar mendukung petani durian segera mendaftarkan varietas durian yang berasal dari daerah masing-masing dan melepasnya. “Sehingga nantinya bisa tercatat sebagai varietas resmi serta bisa dijual secara komersil yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” jelasnya.
Lebih lanjut Suwandi menegaskan langkah nyata untuk meningkatkan terus volume ekspor tahun ini dan ke depannya, selain melalui program di sektor hulu, juga menjamin sektor hilirnya. Kementan pun memberikan karpet merah untuk durian lokal mendapatkan label atau izin sebagai varietas unggul baru. Untuk mempermudah izin ekspor, Kementan telah menerapkan sistem Online Single Submission (OSS).
“Durian saat ini sedang musim panen di beberapa daerah sentra yang berlangsung hingga April. Cita rasa durian lokal lebih enak dan harga terjangkau. Artinya, durian tidak hanya diminati dalam negeri. Kami optimis di tahun 2019 ini volume ekspor durian semakin naik. Durian Pandeglang salah satu pendukung ekspornya,” beber Suwandi.
Sementara itu, Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengajak kepada seluruh warga Pandeglang untuk terus memelihara lingkungan dan mencintai produk buah nusantara. Festival Hortikultura dan Kontes Durian ini akan dilaksanakan secara rutin setiap tahun.
“Sebelumnya dilepas 2 varietas unggul, bersertifikasi dan dikembangkan bibitnya serta telah diakui. Produk-produk lokal bisa disejajarkan menjadi produk tingkat nasional. Dukungan penuh dari ketua DPRD untuk kami eksekutif sehingga kami bisa bersama-sama petani menghadirkan produk hortikultura yang bermutu. Selain itu bantuan dari Kementerian Pertanian terus mengalir pada Kabupaten Pandeglang,” jelas Irna.
“Pemerintah daerah berkomitmen terus membantu petani. Sentra produksi durian di Kabupaten Pandeglang tersebar di Kecamatan Kaduhejo, Majasari, Cadasari, Mandalawangi, dan Carita. Harga durian sangat ini menguntungkan, berkisar Rp 30.000 hingga Rp 65.000 per butir,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, Budi S. Januardi menambahkan Pandeglang memiliki dua varietas durian lokal yang sudah di sertifikasi, yaitu varietas Si Radio dan Si Sepah. “Hari ini akan dilauching tiga varietas durian lokal lainnya yakni Ketan Jaya, Baranjang dan Gringsing”, lanjutnya. Budi berharap, Festival Hortikultura menjadi agenda tahunan Kabupaten Pandeglang.
Di tempat yang sama Agus Tauchid, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten mengapresiasi atas terselenggaranya festival ini. “Banten sebagai penyangga ibukota khususnya penyangga hortikultura yang strategis”, ujarnya.
Agus meyakini, secara agroklimat durian bisa dikembangkan dan menjadi komoditas andalan. Ia berharap, sinergi antara pusat dan daerah terus dilakukan, karena Kementan tengah menggalakkan pengembangan hortikultura baik dalam bentuk dukungan benih, alsintan, pestisida dan bantuan pasca panen. “Kabupaten Pandeglang diharapkan terus mengembangkan sentra durian. Ke depan direncanakan buah-buah lokal dikembangkan menjadi ikon daerah,” jelasnya.
Editor : Desy