*Rilis Kementan, 16 Januari 2021*
Nomor : 58/R-KEMENTAN/1/2021
Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai upaya untuk memajukan pertanian Indonesia. Salah satunya dengan menyediakan sarana dan prasarana informasi pertanian serta menjalankan program unggul dan berkualitas.
Upaya Kementan ini mendapat apresiasi dari Anggota Komisi IV DPR RI, Charles Meikyansyah. Menurut Charles, prestasi yang dilakukan Kementan mencapai angka yang cukup baik dan data ini tidak bisa dilupakan. Tercatat pada kuartal III 2020, pertumbuhan sektor pertanian mencapai 2,15 persen.
“Saya memberikan apresiasi apapun terhadap pertumbuhan yang kemarin dilakukan oleh Kementerian Pertanian dengan angka yang cukup baik dan saya pikir itu sebuah data statistik yang tidak bisa dilupakan, dibandingkan dengan kementerian-kementerian yang lain,” ujar Charles dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI dengan jajaran Eselon 1 Kementan, Rabu (13/1).
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menjelaskan bahwa Kementan di bawah pimpinan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo memiliki arah kebijakan pertanian yang terarah. Kementan memiliki tagline maju, mandiri dan modern dengan sasaran program jangka panjang berfokus pada pengembangan secara merata. Fokusnya mengarah pda peningkatan nilai tambah dan daya saing industri serta pembangunan dukungan manajemen.
Apresiasi, khususnya hortikultura, juga datang dari Anggota Komisi IV DPR RI, Endro Hermono. Beliau mengungkapkan pemasaran hasil pertanian hortikultura di Cianjur meningkat cukup tajam. Lebih lanjut, dirinya menyarankan Kementan untuk dapat menjaga stabilitas harga hasil pertanian hortikultura ini.
“Pemasaran hasil pertanian produk hortikultura cukup tajam di Cianjur. Untuk menjaga stabilitas harga ini, dimohon adanya subsidi pemerintah untuk membeli hasil panen petani dalam rangka menentukan ambang batas. Sehingga harga terendah hasil produksi hortikultura bisa tetap menguntungkan petani,” jelas Endro.
Pada kesempatan yang sama, Prihasto turut menyampaikan paparan mengenai komoditas unggulan hortikultura. Pertama, pada 2020 angka impor bawang putih dapat dikurangi karena sudah ada produksi dalam negeri.
“Untuk bawang putih, biasanya kita mengimpor kurang lebih sekitar 560 ribu ton dalam setahun. Sekarang bisa kita kurangi karena sudah ada produksi dalam negeri, yakni sebesar 98.387 ton,” jelasnya.
Kedua, untuk mengantisipasi lonjakan harga komoditas unggulan, beliau juga menjelaskan bahwa Ditjen Hortikultura telah menyiapkan Early Warning System (EWS) untuk 5 bulan ke depan dan akan segera disosialisasikan ke setiap kabupaten.
“Kami sudah menyiapkan data-data kebutuhan per provinsi dan sudah dirinci sampai ke level kabupaten. Kami juga siapkan EWS sampai lima bulan ke depan. Ini adalah untuk mengantisipasi langkah-langkah apa yang harus dilakukan dan kami sosialisasikan ini ke seluruh kabupaten di Indonesia,” ujar Prihasto.