Revolusi Oranye telah dideklarasikan bertepatan dengan Festival Buah dan Bunga Nusantara 2015. Presiden Jokowi telah resmi menginstruksikan sinergitas antara pemerintah dan swasta, pusat dan daerah untuk bersama – sama membangun hortikultura Indonesia.
Bahkan tidak tanggung-tanggung, BUMN seperti PTPN yang awalnya sesuai dengan komitmen untuk menyiapkan 500 Ha lahan hortikultura, mendadak pada sambutan pembukaan FBBN, diminta menyediakan 10.000 Ha. Ini bukti keseriusan Jokowi membangun buah nusantara.
Pada 13 Nopember 2015, telah dilakukan pertemuan koordinasi yang dihadiri wakil dari IPB, Dinas Pertanian Kabupaten calon lokasi, Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Kementerian Koperasi dan UKM, Balitbang Pertanian, dan Setjen Kementan. Sekaligus juga turut menghadiri PTPN VIII, PTPN IX, PTPN XII dan para pelaku usaha yang akan bermitra dalam pengembangan kebun buah. Pertemuan dimaksudkan untuk bersama – sama mensinergiskan langkah gerakan ini.
Dalam hal ini Ditjen Hortikultura bersama dengan IPB turun ke lapangan untuk memantapkan rencana pembangunan model perkebunan buah nusantara skala orchard/kebun buah. Kebun buah model ini memiliki landasan komersial yang terintegrasi di Propinsi Jawa Timur (Kabupaten Tuban dan Lamongan), Lampung (Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur), Sulawesi Selatan (Kabupetan Takalar) dan Propinsi Jawa Tengah (Kabupetan Pati dan Kebumen).
Ketujuh lokasi yang direncanakan menjadi kebun buah terintegrasi ini akan mulai dilaksanakan pada tahun 2016. Untuk sementara mitra yang tergabung pada pengembangan kebun buah ini antara laian Yayasan Obor Tani ( Pati dan Kebumen ), CV Wijaya Fruit ( Tuban dan Lamongan ), Great Giant Pineapple ( Lampung Tengah ), Nusantara Tropical Farm ( Lampung Timur ), PT Bosowa ( Takalar ). Selain dukungan dana, Ditjen Hortikultura juga berupaya dalam sisi pembinaan petani. (Dsy)