Rilis Kementan, 21 Oktober 2023
Nomor : 517/R-Kementan/10/2023
Kementerian Pertanian (Kementan) membangun kampung Perlindungan Hortikultura khusus bawang merah di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Diharapkan, kampung ini mampu menghasilkan produk bawang unggul yang bisa meningkatkan skala ekspor nasional.
Plt. Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa sektor pertanian merupakan komponen ekonomi yang sangat strategis dalam menggerakkan perekonomian nasional. Apalagi, kata Mentan, Indonesia memiliki berbagai program unggulan yang bisa dihilirisasi untuk mendukung ekspor.
“Dalam perjalanan tadi kita bicara juga produk yang lain, apa yang bisa di tanam di Indonesia dan produktivitasnya baik itu harusnya bisa kita dorong,” katanya.
Dengan berbagai kegiatan ini, Mentan mengaku optimis bahwa kegiatan ekspor dapat berimplikasi terhadap upaya menekan impor dan memperkuat produksi dalam negeri.
“Indonesia bisa jadi produsen pangan dunia, kita harus dorong Indonesia menjadi sumber pangan dunia, kita buktikan produk-produk Indonesia bisa go International, kita kurangi secara berkala importasi, dorong produksi dalam negeri,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan bahwa proyeksi kampung horti difokuskan pada penambahan nilai ekonomi masyarakat melalui penjualan hasil panennya baik ke pasar dalam negeri maupun ekspor.
“Ini menjadi terobosan kami dalam melakukan adaptasi dan memitigasi dampak perubahan iklim. Beberapa langkah konkret bahkan telah diambil, termasuk dengan memfasilitasi sarana penanganan hama dan DPI. Kami juga membuat sumur dalam maupun sumur dangkal untuk sarana klinik pengendalian hama,” katanya.
Direktur Perlindungan pada Ditjen Hortikultura Kementan, Jekvy Hendra menambahkan bahwa program ini mampu menghapus stigma negatif masyarakat yang berpikir bahwa pertanaman bawang merah Lembah Gumanti di Kabupaten Solok sebagai lembah tengkorak karena dianggap daerah penggunaan pestisida kimia tertinggi dengan level bahaya.
“Kita harus berupaya untuk menjadikan Kabupaten Solok sebagai lembah surga sentra bawang merah, juga menjadikan ini sebagai fokus utama masa depan. Kita akan mewujudkan Kabupaten Solok menjadi kampung penyangga bawang merah nasional sekaligus menjadi target lokasi eksportir bawang merah kedepannya,” katanya.
Diketahui, sampai saat ini Kementan telah mengalokasikan bantuan pengendali OPT ramah lingkungan berupa pestisida biologi, feromon sex, dan perangkap likat kuning untuk lahan seluas 45 hektar di Solok. Penanganan fasilitasi bantuan dampak perubahan iklim berupa sumur dalam/dangkal juga terus dilakukan.
“Bantuan Kementan diharapkan dapat membantu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit yang bisa merusak hasil pertanian dan sekaligus menjaga ketersediaan air setiap musim tanam. Kami berkomitmen untuk terus mendukung upaya seperti ini guna menjaga ketahanan pangan, mengurangi dampak perubahan iklim, dan meningkatkan potensi ekspor produk hortikultura Indonesia,” jelasnya.