Makassar (22/8) – Ibu Iriana Jokowi menghadiri acara Sosialisasi Pengelolaan Komoditas Hortikultura di Makassar. Disana, Ibu Negara menyerukan pentingnya pengelolaan komoditas hortikultura dimulai dari skala terkecil yakni rumah tangga. Didampingi Ibu – Ibu OASE KIM lainny, Ibu Iriana juga berkesempatan untuk berinteraksi dengan peserta, memberikan motivasi, dan berdiskusi mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengelola pekarangan sebagai sumber pangan.
“Tadi ibu – ibu sudah sudah diberi sosialisasi tentang pemanfaatan lahan, saya senang sekali bisa bertemu langsung Ibu – Ibu Ketua Penggerak PKK khususnya di Sulawesi, dan juga ada Ibu – Ibu Bhayangkari, Persit, dan Kelompok Wanita Tani, ada anggota dan ketua ya, sudah tanam apa saja? Dijual apa untuk tanam sendiri? Kirim ke Jakarta bu” Ungkap Ibu Iriana mengawali sambutannya.
Sebelumnya, Kegiatan yang diinisiasi Bidang 5 OASE – KIM berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian ini, telah dibuka oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran). Dalam sambutannya, Ia menekankan pentingnya memaksimalkan potensi pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga. “Dengan memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumah, kita bisa menciptakan sumber pangan yang berkelanjutan, sekaligus memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga,” ujar Mentan Amran.
Dikesempatan yang sama, Anggota Bidang 5 OASE KIM, Martati Amran Sulaiman, mengatakan pengelolaan komoditas hortikultura skala rumah tangga memiliki peran strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga. “Program ini tidak hanya mendorong kemandirian pangan, tetapi juga memperkuat pemberdayaan perempuan melalui pemanfaatan lahan pekarangan yang optimal,” ungkap Martati.
Program ini, terang Martati, bertujuan untuk memberdayakan perempuan, terutama ibu-ibu di wilayah Sulawesi, agar lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga. “Kami berharap dengan adanya sosialisasi dan pelatihan ini, para ibu bisa memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal. Selain untuk konsumsi pribadi, hasil dari pekarangan juga bisa dijual, sehingga menambah pendapatan keluarga,” jelas Martati.
Selain memberikan edukasi mengenai pengelolaan lahan, kegiatan ini juga diisi dengan sesi praktik langsung. Para peserta diajak untuk mengenal teknik budidaya hidroponik dan memahami cara – cara untuk optimalisasi lahan pekarangan. Tidak hanya itu, mereka juga diperkenalkan dengan budidaya bioflok ikan lele.
Dalam penutupannya, Martati berpesan agar para peserta dapat terus mengembangkan dan menjaga keberlanjutan penggunaan lahan – lahan yang ada disekitar sebagai sumber pangan keluarga. “Saya harap ibu-ibu semua bisa terus semangat mengelola lahan yang ada di sekitar rumah, karena hasilnya akan sangat bermanfaat, baik untuk keluarga sendiri maupun untuk masyarakat sekitar,” pungkasnya.