Jelang 24 hari menuju puasa 2023, Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengerahkan jajarannya untuk terjun ke lapangan mengecek ketersediaan cabai. Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Kabupaten Sleman.
Sleman salah satu sentra produksi cabai berhasil memproduksi 16 ribu ton cabai sepanjang tahun 2022. Produksinya tersebar di berbagai kecamatan mulai dari Ngeplak, Pakem, Ngaglik, hingga Tempel. Menariknya, wilayah ini memiliki pasar lelang di mana para petani memiliki posisi tawar yang kuat untuk dilepas ke pasar.
“Produksi cabai di Kabupaten Sleman cenderung stabil ini sebagai hasil dari penerapan pola tanam yang baik. Cabai di Kabupaten Sleman relatif aman sepanjang tahun, rata-rata per bulan ada lahan cabai 300 ha. Perkiraan produksi cabai rawit di bulan puasa sampai Idul Fitri sebesar 350 ton sedangkan cabai besar mencapai 542 ton, yang sudah melebihi konsumsi Sleman,” ujar Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono, Minggu (26/2).
Besarnya angka prediksi ini didasari luas tanam di bulan November-Desember 2022. Untuk pasarnya sendiri, petani tidak perlu khawatir karena Sleman sendiri memiliki Pasar Lelang.
“Adanya pasar lelang dan titik kumpul dirasa sangat bermanfaat bagi petani cabai. Di sini petani memiliki kekuatan untuk menentukan harga. Keberadaan pasar lelang dan titik kumpul cabai berperan penting bagi petani dalam meningkatkan posisi tawar,” lanjut Suparmono.
Saat ini, terdapat 12 pasar lelang yang proses lelangnya juga dilakukan secara online sehingga dapat mencakup penawar dengan lebih luas. Jumlah yang ditampung per harinya juga cukup besar.
“Di titik kumpul ini, rata – rata tersedia sekitar lebih dari 1 ton cabai per hari. Perkiraan saya, di bulan puasa dan mendekati Idul Fitri, bisa lebih dari 2 ton per hari. Itu baru satu titik kumpul, belum termasuk titik kumpul yang lain,” ujar Pengelola Titik Kumpul STA Tempel, Handayatman,
Handayatman menjelaskan, titik kumpul inilah cabai hasil petani singgah sementara sebelum dikirim ke pembeli yang sudah memenangi lelang. Cabai hasil lelang rata-rata dikirim ke beberapa pasar induk di Jakarta.
“Titik kumpul ini menaungi hasil panen dari 3.000 petani lebih, dengan rata-rata lahan 500-1.000 m2. Jadi sementara singgah dulu ke sini sebelum dikirim ke Jakarta. Untuk harga per hari ini, harga cabai keriting 20 ribu per kg sementara cabai rawit 42 ribu per kilogram. Selisih dengan pasar ada Rp 5000. Pola lelang semacam ini memuaskan bagi para petani,” pungkasnya.