Salah satu fokus program Kementerian Pertanian dibawah komando Menteri Syahrul Yasin Limpo adalah produksi buah dan sayur berkualitas. Salah satu wujudnya adalah dibentuknya kampung hortikultura guna pemenuhan kebutuhan produk segar dan olahan dalam negeri. Tidak sampai di situ, tujuan lainnya guna peningkatan ekspor produk hortikultura, pengembangan agrowisata dan agroeduwisata dan pengembangan UMKM Hortikultura.
Tentunya pengembangan kampung hortikultura didukung oleh perbenihan sebagai faktor utama di samping sarana dan produksi, pengendali organisme pengganggu tanaman ramah lingkungan, sarana dan prasarana pascapanen termasuk pengolahan serta registrasi kampung dan sertifikasi produk.
Program perbenihan hortikultura diarahkan untuk mendukung kampung hortikultura, salah satunya pembentukan kampung kentang. Sesuai dengan visi perbenihan yakni terpenuhinya kebutuhan benih bermutu dari varietas unggul mendukung pengembangan hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan.
“Sasaran Pengembangan kampung kentang di antaranya terpenuhinya kebutuhan konsumsi kentang domestik secara kontinu. Jika dimungkinkan, tercapainya ekspor kentang. Untuk jangka panjang, Terbentuknya 1.000 Kampung Komoditas Hortikultura yang juga berpotensi menjadi lokasi agrowisata dan agro edu wisata. Selain itu tujuan berikut tersedianya kebutuhan bahan baku industri kentang. Dengan tujuan akhir agar meningkatnya kesejahteraan petani di perdesaan,” ujar Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam webinar Produksi Benih Kentang Bermutu Mendukung Pengembangan Kawasan dan Kampung Hortikultura, Senin lalu.
Lebih lanjut, Direktur Perbenihan Hortikultura Sukarman menerangkan, strategi pengembangan perbenihan hortikultura diarahkan pada penyebaran varietas unggul dan peningkatan pengawasan peredaran dan sertifikasi benih hortikultura. Selain itu, penguatan dan peningkatan kapasitas produksi balai benih dan produsen benih. Termasuk juga peningkatan kapasitas sdm perbenihan.
“Dalam Permentan No.23/2021 tentang Pembenihan Hortikultura yang termasuk itemnya antara lain pemurnian varietas, sertifikat kompetensi produsen dan pengedar benih, sertifikasi sistem manajemen mutu produksi benih serta sertifikasi dan pengawasan peredaran benih,” terang Sukarman.
Upaya percepatan yang dilakukan antara lain, lanjut Sukarman, rehabilitasi dan pembangunan screen house baik di balai benih maupun penangkar, fasilitasi benih sumber sesuai varietas yang akan dikembangkan, peningkatan SDM baik petugas maupun penangkar benih, penumbuhan dan penguatan penangkar benih, pembinaan sertifikasi dan pengawasan peredaran benih dan promosi penggunaan benih bermutu.
“Penyediaan benih kentang yang di adakan di Pusat sebanyak 180 ton, disalurkan ke tujuh Kabupaten/Kota pada 4 Provinsi di Indonesia antara lain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sulawesi Selatan. Sementara pelepasan varietas kentang selama tahun 2020, sejumlah 46 varietas,” ujar Direktur Perbenih, Sukarman.
Pengawas Benih Tanaman Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Sri Mukti Rahayu mengatakan bahwa mekanisme sertifikasi benih kentang bermutu berawal dari klarifikasi berkas dokumen permohonan yang diikuti dengan pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan pertanaman pada saat di lapangan yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan umbi di gudang.
“Standar pemeriksaan lapangan antara lain mengecek adakah virus, layu bakteri, nematode sista kentang atau bahkan kemungkinan campuran varietas lain. Hal ini sangat penting karena menentukan lulus tidaknya benih. Disusul kemudian, ada pemeriksaan umbi dengan mengambil sampel di setiap lot dengan minimal pengambilan sebanyak 1000 knol. Targetnya adalah mengecek adakah busuk coklat, kudis, busuk kering, penggerek ubi dan kemungkinan terjadinya campuran varietas lain,” papar Sri.
Lebih lanjut Sri menerangkan, sertifikat bisa dikeluarkan bilamana lulus pemeriksaan umbi. Sementara label dikeluarkan apabila dinyatakan lulus pemeriksaan umbi dan terbitnya sertifikat. Label diberikan sebelum pengemasan dan sebelum pengiriman.
“Label dicetak oleh penangkar berdasarkan form dari BPSBTPH yang diberi nomor seri dan cap. Pemasangannya harus dibawah supervisi pengawas benih (PBT) disertai keterangan warna. Kuning untuk benih penjenis, putih untuk benih dasar, ungu untuk benih pokok dan biru untuk benih sebar,” terang Sri.
Penangkar Benih Nugraha Putra, Hasan Nurdin mengatakan benih bermutu sangat krusial untuk mencapai hasil produksi yang maksimal. Dengan hasil produksi yang maksimal tentunya akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para petani.
“Kami selalu berupaya mendapatkan generasi benih kentang yang berkualitas bagus dan bisa ditanam berulang kali. Benih kentang bermutu baik itu G0, G1 dan G2 perlu kita peroleh agar jelas hasil produksinya dan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani,” pungkas Hasan.