Rilis Kementan, 27 Juni 2021
Nomor : 632/R-KEMENTAN/6/2021
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) kembali melakukan terobosan untuk meningkatkan eskpor pertanian dalam bentuk merdeka ekspor yang akan digelar pada Agustus 2021 terhadap seluruh komoditas pertanian termasuk hortikultura.
Peningkatan ekspor merupakan salah satu cara bertindak (CB) Kementerian Pertanian dalam rangka memperkuat perekonomian negara secara teknis diimplementasikan oleh semua jajaran Kementan. Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto misalnya, setelah dua hari berkeliling menemui petani di Jawa Tengah, dirinya melanjutkan dan saat ini tengah berada di Sumenep-Jawa Timur, “Saat ini( 25/06/2021) saya sedang berada di Kec. Rubaru, Kab. Sumenep. Benar Mas, Pak Mentan memerintahkan kami untuk melihat potensi ekspor hortikultura, sekaligus memastikan ketersediaan produksi cabai dan bawang merah menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) Idul Adha 2021”, bebernya.
Pada kunjungan kerjanya di Desa Karangnangka, Kec. Rubaru, Kab. Sumenep-Jatim ini, Doktor Ilmu Tanah dari Universitas Putra Malaysia (UPM) mengapresiasi petani Sumenep yang juga telah mengembangkan cabai rawit varietas lokal. Cabai rawit ini disebut-sebut aviliasi dari varietas Sigantung.
Terpantau di lapangan, sekitar 40 hektar telah memasuki masa panen dari total 326 hektar. Rata-rata total panen petani bisa mencapai 64 ton perhari untuk memenuhi konsumsi cabai rawit baik di Jawa Timur maupun di Jawa Tengah dan sekitarnya. Dibeberkan petani, saat ini harga cabai rawit di tingkat petani Rp 12.500 per kilogramnya, namun harga itu masih menguntungkan petani.
Ditemui di kantornya, Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengaku takjub dengan gebrakan yang telah dilakukan oleh Kementan di Sumenep. “Kami akan mendukung penuh program Kementan yang akan dilaksanakan di Sumenep, dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Menteri Pertanian SYL yang telah memberikan bantuan kepada petani Sumenep”, ucapnya.
Selain mengunjungi pertanaman cabai di Desa Karangnangka, Kec. Rubaru, Rombongan Dirjen Hortikultura juga mengunjungi pertanaman bawang merah di Desa Rajun, Kec. Pasongsongan. Sebagai sentra bawang merah off season di Jawa Timur, pertanaman bawang merah varietas rubaru ini di ketahui panen 3 kali dalam setahun, dengan luas pertanaman 700 hektar.
Senada dengan Bupati Sumenep, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kab. Sumenep, Arif Firmanto yang hadir di lokasi, bersiap untuk membersamai Kementan dalam mewujudkan program yang bisa mengungkit kesejahteraan petani Sumenep. Saat diwawancarai pewarta, Kadistan Arif menjagokan varietas rubaru ini. “Bawang merah varietas rubaru ini memiliki kelebihan komparatif, seperti tahan HPT, sangat cocok diolah menjadi bawang goreng, kandungan airnya lebih sedikit, aroma harumnya khas dan gurihnya tidak akan kalah dengan varietas bawang merah yang lain. Insya Allah kedepannya varietas ini akan menembus pasar ekspor”, terangnya.
Ketua Kelompok Tani Batu Langit Desa Lebeng Barat Kec. Pasongsongan, Abdul Adim juga tak menampik jika bawang merah varietas rubaru ini diminati petani untuk dibudidayakan. “varietas ini kebanggaan kami, petani juga sangat berminat menanamnya, dan disukai masyarakat, gampang jualnya, dan enak harganya”, tutupnya.