Jambi – Muara Bulian, salah satu kecamatan di Kabupaten Batanghari, berjarak 60 km dari Kota Jambi terdapat areal pengembangan hortikultura. Lokasi yang dilalui oleh Sungai Batang Hari ini, tepatnya di Desa Tenam, terdapat 5 hektare lahan sayuran yang dibuka sejak 2016. Lahan di Desa Tenam dinilai potensial untuk ditanami kangkung, terong, gambas, pare dan aneka sayuran lainnya guna memenuhi kebutuhan sayuran lokal. Selain sayuran, petani di wilayah tersebut juga menanam buah semangka.
Ketua Kelompok Tani Sekar Taji Desa Tenam, Kecamatan Muara Bulian, Tasnipul Abdi, sangat berterima kasih kepada Kementerian Pertanian atas bantuan pompa air melalui program Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (DPI). Tasnipul menyampaikan akan segera memasang pompa tersebut berikut selang atau pipa air. Pompa tersebut merupakan bantuan Ditjen Hortikultura guna menangani kekeringan. Terdapat 20 unit pompa air yang disebar ke 20 propinsi sesuai dengan kebutuhan daerah.
“Alhamdulillah sumber air yang berada di lokasi tersebut tidak pernah surut walaupun pada saat kemarau. Iklim dan kondisi tanah wilayah Desa Tenam sangat cocok untuk ditanami berbagai macam tanaman sayuran,” ujarnya.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini tidak terlepas dari peran aktif Balai Penelitian Tanaman Pangan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jambi dalam kegiatan pembinaan dan pengawalan kepada para petani.
“Dengan motto ‘Cepat Tanggap Akurat’, BPTPH menggerakkan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dalam melakukan pembinaan dan pengawalan pada petani,” ujar Kepala Balai Penelitian Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Jambi, Wahyudi Dwinanto.
POPT Kecamatan Muara Bulian, Sya’roni memperkenalkan kepada petani Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) sayuran, pemanfaatan agens hayati trycoderma, Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dan pestisida nabati.
Pada saat kunjungan lapang beberapa hari lalu, Kasi Bencana Alam Ditjen Hortikultura, Endik Mulyadi menyarankan petani untuk terus menggunakan sarana POPT yang ramah lingkungan.
“Petani diharapkan menggunakan sarana POPT ramah lingkungan dan mengaplikasikanya sejak awal sebagai tindakan pencegahan dimulai dari perlakuan benih, persiapan lahan dan pemeliharaan. Dengan penggunaan sarana yang ramah lingkungan akan menekan biaya produksi, menjaga kelestarian lingkungan dan produk yang dihasilkan aman untuk konsumsi,” papar Endik.
Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf dalam kesempatan terpisah terus mendorong budidaya hortikultura ramah lingkungan sebagai solusi pangan sehat.
“Terapkanlah budidaya hortikultura yang ramah lingkungan dengan menggunakan lebih banyak pupuk organik, agensia hayati, pestisida nabati, sehingga produk yang dihasilkan lebih aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Produknya sehat untuk petani dan lingkungan serta yang terpenting adalah menurunkan biaya usaha tani sehingga lebih berdaya saing dan menambah kesejahteraan petani,” ujarnya.
Penulis : Endik Mulyadi
Editor : Desy