Jakarta, 18/11/2023 Anggur adalah buah subtropis yang kini semakin populer di Indonesia, mencatat peningkatan produksi yang signifikan dalam tiga tahun terakhir, menurut data Badan Statistik Pertanian (BPS). Produksi anggur Indonesia pada Tahun 2022 mencapai 13.515 ton, meningkat dari 11.905 ton pada 2020. Meskipun demikian, kebutuhan masyarakat masih tergantung pada impor, dengan angka impor yang mencapai 101.899 Ton senilai 330.407.068 USD pada Tahun 2022, menurut data BPS.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyoroti pentingnya mengurangi ketergantungan terhadap impor dan mengarahkan fokus pada pengembangan kawasan hortikultura dan produksi buah-buahan yang mendukung pasar ekspor. Untuk mewujudkan hal ini, Direktorat Jenderal Hortikultura bekerja sama dengan Asosiasi Pengggiat Anggur Indonesia (ASPAI) menargetkan penurunan angka impor sebesar 20% pada Tahun 2030.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, menyatakan komitmen untuk membangun anggur nasional dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk petani, pelaku usaha, pemerintah daerah, praktisi, akademisi, dan peneliti.
“Potensi buah anggur konsumsi di Indonesia pada Tahun 2029 diperkirakan mencapai 21.168 Ton, sehingga pada Tahun 2030, target produksi buah anggur Indonesia dapat menurunkan impor anggur sebanyak 20%,” terang Prihasto.
Dalam mendukung upaya ini, Direktorat Buah dan Florikultura, di bawah kepemimpinan Liferdi Lukman, telah melaksanakan berbagai kebijakan dan program, termasuk FGD dengan narasumber internasional dan Bimbingan Teknis untuk petani dan pelaku usaha komoditas anggur. Liferdi mengungkapkan, “Kami berupaya meningkatkan daya saing melalui peningkatan produksi, produktivitas, akses pasar, logistik, dengan didukung oleh sistem pertanian modern dan ramah lingkungan.”
Masyarakat pecinta anggur juga turut berkontribusi melalui kegiatan pelatihan dan Bimbingan Teknis. seperti baru-baru ini Komunitas anggur “Kung Anggur Bintaro dan Pengurus ASPAI mengadakan pelatihan dan bimbingan teknis Pengembangan Budidaya Anggur (Table Grape) di Indonesia. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis pengembangan budidaya anggur yang baik untuk menghasilkan produktivitas dan kualitas buah serta membangun jejaring (networking) bagi anggota KMA-PBS (Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar)
Heri Yanto, CEO Kung Anggur, menyatakan komitmennya untuk berkolaborasi dengan pemerintah. “Pasokan anggur di Indonesia masih sangat bergantung pada impor, komunitas kami terus berjuang dengan inovasi dan teknologi terkini guna terus meningkatkan produksi sehingga kebutuhan akan anggur konsumsi dapat terpenuhi,” jelas Heri.
Peluang budidaya anggur konsumsi di Indonesia terbuka lebar, terutama di kota-kota besar. Selain sebagai hobi, budidaya anggur kini juga menjadi fokus agrowisata dengan konsep wisata petik buah. Proses budidaya yang cerdas (smart farming) memungkinkan pengembangan anggur di lahan sempit atau pekarangan di sekitar rumah.
Melalui kolaborasi lintas sektor, diharapkan bahwa Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor anggur dan meningkatkan pendapatan petani. Potensi pengembangan anggur di Indonesia tidak hanya menguntungkan petani dan pelaku usaha, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat yang ingin terlibat dalam dunia “peng-anggur-an” Indonesia.