*Rilis Kementan, 23 September 2020*
Nomor : 1307/R-KEMENTAN/09/2020
Mangga merupakan salah satu komoditas hortikultura yang potensial di Kabupaten Cirebon. Tak hanya produk segar, Cirebon juga mulai memproduksi olahan mangga. Pengolahan mangga menjadi berbagai macam produk dapat meningkatkan umur simpan dan meningkatkan nilai tambah produk. Salah satunya adalah manisan kering.
Sekalipun produk olahan buah belum mencapai angka signifikan di kancah perdagangan internasional, hal ini perlu terus didorong. Menteri Pertanian SYL meyakini jika dikelola dengan profesional, produk olahan lokal mampu bersaing dengan negara tetangga.
Pengeringan mangga dapat dilakukan dengan cara tradisional. Pengeringan secara tradisional membutuhkan lahan yang luas. Selain itu rentan terkontaminasi oleh debu/kotoran dan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim. Ketika hujan, produk olahan mangga yang sedang dikeringkan harus dipindahkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Kementerian Pertanian memfasilitasi bantuan kegiatan prasarana pengolahan berupa bangunan pengering tenaga surya (Solar Dryer). Alat ini mampu mengatasi kendala yang dimiliki pengeringan tradisional. Tahun ini total bantuan solar dryer yang diperuntukkan kepada petani sebanyak 88 unit. Salah satu kelompok penerima bantuan tersebut adalah Kelompok Tani Pengolah Hasil Danu Jaya, berlokasi di Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon.
Kelompok Tani Danu Jaya sudah mengolah mangga menjadi manisan kering selama kurang lebih 25 tahun. Setiap harinya kelompok ini mengolah 200 kg mangga menjadi manisan kering, dengan rendemen sebesar 20%. Kelompok ini sudah mendapatkan izin PIRT (Produk Industri Rumah Tangga). Hasil olahan manisan kering sudah dipasarkan ke beberapa daerah di antaranya Cianjur dan Surabaya. Selain itu, produk dapat diperoleh sepanjang sentra oleh-oleh di Cirebon.
“Kami merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan Solar Dryer dari Kementerian Pertanian. Pengeringan mangga menjadi olahan manisan kering tidak lagi dilakukan secara tradisional, sehingga produk olahan yang dihasilkan lebih higienis, “ujar Bapak Sukardi, dari Kelompok Pengolah Danu Jaya.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyampaikan harapan bahwa fasilitasi prasarana pengolahan hortikultura tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.
“Kami berharap bantuan yang diberikan dapat difungsikan dan dipelihara dengan baik, sehingga dapat memberikan nilai tambah dan daya saing komoditas hortikultura, khususnya mangga di Cirebon,” ungkap pria yang akrab disapa Anton ini.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Ali Effendi menyambut baik fasilitasi bantuan solar dryer tersebut. Potensi luas lahan Mangga di Cirebon seluas 9.586 ha dengan nilai produksi senilai 36.060 kuintal, produktivitas senilai 68 kg per pohon dan luas panen seluas 530 ha.
“Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas usaha dari usaha olahan yang ada, sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan bagi kelompok olahan Mangga,” tambah Ali.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Bambang Sugiharto, turut mengingatkan petani menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
“Ke depan, diharapkan usaha olahan dapat lebih meningkatkan mutu produk, dengan menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP) dalam memproduksi olahan mangganya, ” tutup Bambang.