*Rilis Kementan, 24 Juli 2020*
Nomor : 972/R-KEMENTAN/07/2020
SUMEDANG – Mangga merupakan salah satu buah tropis yang sangat digemari masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri. Kabupaten Sumedang adalah salah satu sentra mangga varietas Gedong gincu.
Mangga ini spesifik hanya tumbuh bagus di Kabupaten Sumedang, Majalengka, Indramayu, Cirebon, dan Kuningan.
Dirjen Hortikultura, Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto mengatakan bahwa Gedong gincu mempunyai potensi pasar yang bagus. Pihaknya sangat mendukung Kabupaten pengembangan budi daya Gedong gincu di Kabupaten Sumedang maupun di Provinsi Jawa Barat.
“Potensinya unlimited (tak terbatas,Red). Ini jadi peluang untuk mendorong komoditas mangga Gedong Gincu sebagaimana arahan Menteri Pertanian, Bapak Syahrul Yasin Limpo untuk meningkatkan produksi dan kualitas komoditas pertanian sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan ekspor sebanyak tiga kali lipat ,” ujar dia dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Sumedang, Kamis, (23/7).
Hal senada diungkapkan Asisten 2 Pemprov Jawa Barat, Edi Iskandar Muda. Edi meminta Dinas Kredit Usaha Kecil dan Badan Pembangunan Masyarakat Desa beserta stakeholder terkait turut mendukung pengembangan agribisnis. Khususnya untuk mangga Gedong Gincu.
“Karena memang Gedong Gincu ini salah satu unggulan. Potensi ekspornya tinggi,” kata dia.
Kadis Pertanian Provinsi Jawa Barat, Dadan berharap para petani untuk terus meningkatkan produksi dan kualitas mangga Gedong Gincu. Caranya antara lain dengan ekstra disiplin dalam menjalankan SOP/standar prosedur operasional budi daya mangga.
“Termasuk merawat kebun dengan baik, dan mengelola lalat buah sesuai prinsip Pengelolaan Hama Terpadu,” jelas Dadan.
*_Dukungan Ekspor_*
Salah seorang eksportir mangga Gedong gincu, Supian mengaku siap membantu pemasaran para petani. Supian kini sukses mengirim ekspor komoditas buah ini ke Rusia dan Eropa Timur.
“Kami memerlukan dukungan terkait rumah kemas ( packing house ) dan mesin pelapisan ( coating ) agar daya simpan lebih lama.” katanya.
Sementara, Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf menyatakan bahwa lalat buah sering menjadi hambatan ekspor buah ke negara tertentu. Misalnya Jepang, China, atau Australia.
“Pengendalian lalat buah sebenarnya tidak sulit. Akan tetapi sangat memerlukan komitmen dari semua pihak. Pengelolaan lalat buah harus dilakukan dalam skala luas, serempak, dan berkelanjutan.” pungkas wanita yang sering disapa Yanti itu.
“Perawatan kebun sangat penting, sehingga tidak mendukung perkembangbiakan bagi lalat buah. Buah-buah jatuh harus dikelola dan tidak dibiarkan begitu saja.” lanjutnya.
Untuk mendukung pengelolaan hama lalat buah pada mangga Gedong gincu, pada tahun 2020 ini Ditjen Hortikultura memfasilitasi kegiatan Gerakan Pengendalian Lalat Buah untuk luasan 300 ha mangga di Provinsi Jawa Barat.