Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi takjub dengan keberhasilan petani Hortikultura di Cianjur yang mampu meraih keuntungan ratusan juta dari budidaya Cabai Paprika.
Ketua Kelompok Tani‎ Gede Harapan Desa Gekbrong Uden Suherlan menuturkan saat ini pihaknya tengah membudidayakan sekitar 36 ribu pohon Cabai Paprika di lahan seluas 1200 meter persegi. Pengembangan budidaya dilakukan dengan teknologi Green House. Dari budidaya ini, pihaknya bisa memproduksi 15 ton per bulan untuk disuplai ke Jabodetabek.
“Untuk harganya itu beda-beda. Untuk cabai paprika kuning itu Rp 41 ribu per kilogram, yang merah Rp 38 ribu per kilogram, hijau Rp 27 ribu per kilogram dan yang paling mahal (cabai paprika) warna ungu Rp 70 ribu per kilogram. Paling mahal karena produksinya masih terbatas dan memang sedikit langka,” kata Uden saat memamerkan budidaya cabai di wilayahnya kepada Dirjen Hortikultura Suwandi di Desa Gekbrong, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Selasa (23/7).
Menurut Uden, untuk produksi per batang rata-rata mampu menghasilkan 2 sampai 4 kilogram, setiap kilogram sekitar 5-7 buah. Adapun masa panen cabai yang biasa diolah buat salad ini mencapai 75 hari. Satu siklus bisa panen selesai bisa 8-9 bulan. “Harga jualnya cukup tinggi dan kami edarkan ke supermarket-supermarket.
Biaya produksi lebih murah karena kami gunakan pestisida buatan sendiri. Itu bisa pangkas biaya produksi 25 persen. Jadi memang sangat menguntungkan,” katanya.
Dijelaskan dia, pihaknya memang lebih mengarahkan pengembangan budidaya cabai yang lebih ramah lingkungan untuk meningkatkan kualitas dan mutu cabai yang dikembangkan.
Selain itu tentunya juga untuk menekan ongkos produksi yang selama ini memang cukup tinggi karena petani terbiasa menggunakan pestisida buatan pabrik. “Kebetulan pestisida ini kami buat sendiri terbuat dari bambu, siuren buah maja, dan lainnya. Dari pestisida ini kami bisa lakukan efisiensi 25 persen,” tambah dia.
Sementara itu, Dirjen Hortikultura Suwandi memaparkan budidaya cabai Paprika ini memang sangat menguntungkan. Dengan biaya produksi yang cukup minim, tapi bisa menghasilkan keuntungan luar biasa.
“Budidaya cabai paprika ini merupakan peluang usaha yang sangat bagus. Pasar aman. Dan biaya produksi yang dihasilkan para petani kita ini sangat murah, Rp 13 ribu per pohon. Hasilnya bisa 2-4 kg perpohon. Jadi bisa kebayang untungnya,” kata Suwandi.
Cuma memang budidaya cabai paprika ini, kata dia, hanya bisa dilakukan di ketinggian tertentu. Namun menurutnya, ini masih sangat pantas karena memang pas untuk dikembangkan secara komersial.
“‎Pasar sangat bagus. Sekarang tinggal mau tanam yang mana, mau (paprika) merah, kuning, hijau, ungu, bahkan sudah ada juga (paprika) putih dan hitam. Orange juga bagus. Merah Rp 38 ribu per kilogram, yang ungu malah lebih mahal Rp 70 ribu per kilogram. Kenapa mahal karena ini masih langka. Bahkan harga diluar malah lebih bagus,” jelas dia.
Karena itu, dia mengucapkan selamat kepada Uden dan para petani di Cianjur yang menemukan cara budidaya yang lebih menguntungkan dan efisien melalui budidaya Cabai paprika.
“Selamat dan sukses buat petani milenial Uden Suherlan Kelompok Tani Gede Harapan Desa Gekbrong, Kecamatan Gekbrong, Cianjur,” pungkasnya seraya mencicipi rasa cabai paprika yang menurutnya rasanya tergolong manis.