Cianjur 22/2. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meluncurkan program Bekerja atau Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera. Program baru ini difokuskan untuk pengentasan kemiskinan masyarakat pedesaan berbasis pertanian. Program ini menyasar untuk 1000 desa dengan menargetkan penurunan kemiskinan 10 persen di akhir tahun 2018. Desa yang pertama kali mendapat bantuan adalah Desa Cikancana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur – Jawa Barat.
“Sesuai arahan Presiden Jokowi, Program Bedah Kemiskinan ini adalah bagian dari program padat karya tunai, berbasis pada pertanian”, ujar Menteri Amran.
Menurut Menteri, program “Bekerja” jika dilakukan dengan efektif, mampu menekan angka kemiskinan pedesaan hingga di bawah 10 persen. Sejauh ini pendapatan rata-rata per rumah tangga di desa ini adalah sebesar Rp 1.419.900/rumah tangga/bulan. Diharapkan dalam tiga bulan ke depan rata-rata pendapatan akan naik naik 5.8 % menjadi Rp 1.502.513/rumah tangga/bulan. Sehingga pada 6 bulan hingga 12 bulan ke depan, rata-rata pendapatan meningkat lagi hingga 283,7% menjadi Rp 4.101.513/rumah tangga/bulan.
BKKBN mencatat terdapat 580 rumah tangga yang masuk dalam kategori pra sejahtera dan sejahtera 1 dengan rata-rata anggota keluarga per rumah tangga sebanyak 4 orang. Sumber pendapatan utama adalah buruh pertanian (38.4 %) dan buruh non pertanian (49.1%).
Menteri Amran menyebutkan bantuan ini dibagi atas jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang akan menjadi solusi permanen pengentasan kemiskinan.
“Untuk jangka pendek, tanaman sayuran bisa menjadi solusi karena tiga bulan sudah bisa panen. Untuk jangka menengah kita berikan ayam dan kambing, karena ayam misalnya sudah bisa bertelur di enam bulan. Sementara untuk jangka panjang tanaman keras seperti mangga, salak dan lain-lain,” ujarnya.
Kementerian Pertanian melalui Ditjen Hortikultura memberikan bantuan berupa benih cabai rawit 500 gr, cabai besar 500gr, mentimun 750 gr, bayam 4000 gr, papaya 12 batang, durian 531 batang, jeruk siem 100 batang, alpukat 125 batang, jambu jamaika 125 batang, petai 125 batang, manggis 206 batang, mangga 506 batang, bawang daun 180 polybag, bawang merah 20 polybag, bawang putih 20 polybag, bibit cabai 1600 batang, bibit terong 1600 batang. Selain itu juga memberikan kawasan cabai 4 ha yang terdiri dari benih, mulsa, pupuk, handsprayer 1 unit, cultivator 1 unit serta kawasan pisang 1000 batang benih.
Selain itu, Ditjen Peternakan dan Kesehatan menyerahkan 50 ekor ayam untuk 40 rumah tangga, domba/kambing dan kelinci untuk 20 rumah tangga lainnya.
“Secara khusus, Kementerian Pertanian telah melakukan refocussing anggaran untuk menyediakan 10 juta ekor ayam. Program “Bekerja” memanfaatkan pekarangan masyarakat secara intensif untuk pertanian,” terang Menteri.
Dalam pemberian bantuan ini Kementerian Pertanian memperhatikan faktor agroklimat, kultur tanaman, serta keunggulan komparatif yang dimiliki oleh setiap daerah. Hal ini bertujuan agar Program “Bekerja” mampu mewujudkan klaster ekonomi yang mengarah pada basis industri.
“Saya ingin desa ini jadi percontohan kenaikan perekonomian masyarakat pra sejahtera”, lanjut Menteri.
Guna memastikan keberhasilan program ini Kementan membentuk tim yang akan turun ke lapangan untuk memantau penerapannya.
“Menggunakan data yang sudah ada, Kementan akan fokus pada mereka yang benar-benar membutuhkan, karena datanya sudah ada; by name, by address,” terangnya.
Mentan Amran berharap program ini dapat berjalan dengan baik dan bersinergi dengan berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta stakeholders terkait.
Turut hadir, Bupati Cianjur DR H Irvan Rivano Muchtar dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan bantuan ini diharapkan dapat menambah nilai ekonomis daerah. Peningkatan nilai ekonomis menjadi harapan di daerahnya.
“Mudah-mudahan dengan bantuan ini dapat mengubah nilai ekonomis di daerah kami. Daerah kami termasuk daerah kemiskinan”, jelas Bupati.
Mendampingi Menteri Amran, Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sigit Priohutomo menyatakan bahwa pada tahun 2017 pemerintah menetapkan 1000 desa yang menjadi fokus program stunting.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada bayi atau anak akibat kekurangan gizi kronis yang terjadi pada keluarga miskin. Program ini dilakukan selama 1000 hari pertama. Program spesifik Kementerian Kesehatan untuk menjamin ibu hamil dan anak balita. Hal utama yang diperhatikan adalah nutrisi atau pangan. Sektor inilah yang diperhatikan oleh Kementerian Pertanian.
“Namun demikian faktor utama keberhasilan pengentasan masalah gizi buruk ini 70 persen terkait masalah. Pangan inilah yg didorong oleh Kementerian Pertanian. Program “Bekerja” adalah program berkepanjangan”, ungkap Sigit. (Dsy)