Surabaya (28/8) – Indonesia kembali melakukan eskpor bawang merah. Kali ini bertempat di Surabaya dengan eksportir PT Aman Buana Putra dan CV Bawang Mas 99. Negara tujuan ekspor adalah Thailand dan Singapura dengan jumlah 9 kontainer (247,5 ton). Nilai transaksi ditaksir mencapai USD 436.500 atau setara dengan Rp 4,7 miliar.
Menurut Dirut PT Aman Buana Putra, ekspor bawang ini biasa dilakukan oleh perusahaannya dengan bekerja sama dengan petani Malang, Bima dan Probolinggo. PT ini telah berdiri sejak tahun 2013.
“Kami tidak akan berhenti di sini saja, melainkan akan terus mengembangkan dan memperluas ke negara tetangga lain seperti Malaysia, Filipina, dan negara-negara lain. Untuk mencapai tujuan ini kami perlu dukungan dalam kesejahteraan mitra kami. Kami berharap pemerintah dapat menfasilitasi”, jelas Aman.
Aman juga menyatakan dukungannya kepada pemerintah guna mewujudkan kedaulatan pangan. Dirinya juga menyampaikan agar pemerintah dapat membantu dalam mencari buyer-buyer lain dan meningkatkan spesifikasi dan standar kualitas bawang yang akan diekspor.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono memberikan apresiasi tinggi kepada pimpinan PT Aman Buana Putera karena dengan umur yang cukup muda dirinya dapat membuktikan bahwa perusahaannya dapat membantu program program pemerintah.
Spudnik menyatakan penanganan bawang merah tidak gampang, tidak dapat diurus Kementerian Pertanian sendiri, perlu kerja sama dengan kementerian dan lembaga lain. Kementerian Pertanian tugasnya menjaga pasokan tetap terjaga secara kontinu. Manajemen pola tanam menjadi solusi atas ketersediaan pasokan ini.
“Kementerian Pertanian tidak dapat berjalan sendirian. Dibutuhkan kerja sama dengan pihak – pihak lain dan Kementerian lain karena dari hulu kami sudah menjaga agar supply tetap terjaga”, jelas Dirjen.
Dirjen Hortikultura kembali menekankan bahwa Indonesia sudah berhasil menghilangkan kebutuhan impor bahan pangan. Sejak tahun 2016 lalu Indonesia tercatat sudah tidak lagi mengimpor beras, cabai dan bawang merah.
“Memang Pak Presiden Joko Widodo meminta jajaran menterinya untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Menekan bahkan mengurangi impor. Alhamdulillah Kementerian Pertanian bahkan sudah tidak tidak lagi impor beras, jagung, bawang, cabai, tinggal cita – cita kita yakni bawang putih dan kedelai. Ini PR yang harus kita selesaikan. Ke depan akan menjadi tahunnya hortikultura”, jelas Dirjen.
Dirjen Hortikultura juga menilik bahwa peluang bisnis dan nilai tambah terbesar pada komoditas hortikultura. Buah-buahan, florikultura bisa berpeluang untuk diekspor. Presiden menginstruksikan agar tahun depan menjadi tahunnya hortikultura.
Dirjen menekankan bahwa pemerintah membutuhkan mitra-mitra yang handal dan kuat untuk motivasi membangun pertanian Indonesia.
Hadir pada pelepasan ekspor ini di antaranya Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Kepala Satgas Pangan Jawa Timur, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Tata Hubungan Antar Negara, beserta jajaran Dinas Pertanian Jawa Timur. (Dsy)
Pengunaan Bubur Bordo Untuk Pengendalian OPT Buah
leaflpet-bubur-bordo_watermarkDownload
Read more