PENDAHULUAN
Komoditas jagung memiliki peranan penting dalam sistem ketahanan pangan nasional. Selain sebagai bagian dari pangan masyarakat Indonesia, juga sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Jagung berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi nasional karena mempunyai mata rantai ekonomi dari produksi benih hingga industri pengolahan berbahan baku jagung.
Pengembangan tanaman jagung di Kalimantan Barat sangat berpotensi karena memiliki wilayah yang cukup luas dan berpotensi yaitu sekitar 146.807 km2 atau 1,13 kali luas pulau jawa dan memiliki lahan kering sebesar 11.876.956 ha atau 80,90%. Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang mempunyai potensi untuk pengembangan tanaman jagung.
Berdasarkan topografinya, lahan yang berpotensi untuk pertanian di Kalimantan Barat sebesar 8.001.300 ha, terdiri dari lahan datar sampai berombak sebesar 3.689.000 ha, lahan berombak sampai bergelombang seluas 2.787.000 ha dan lahan berbukit seluas 1.523.00 ha. Persayaratn agroklimat juga sangat mendukung, karena merupakan daerah lintang khatulistiwa yang mempunyai curah hujan yang tinggi dan merata sepanjang tahun.
Diantara komponen teknologi produksi jagung, varietas unggul mempunyai peranan penting dalam upaya meningkatkan produksi. Namun demikian, varietas unggul
menjadi tidak berarti jika kuaiitas benih rendah. Untuk itu, pemilihan suatu varietas unggul yang sesuai, dan diikuti dengan benih yang berkualitas merupakan langkah awal menuju keberhasilan dalam usahatani jagung.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan produksi jagung yaitu melalui pengembangan jagung hibrida karena mempunyai potensi hasil yang cukup tinggi. Untuk menjamin ketersediaan benih jagung hibrida cukup dan tepat waktu, perlu dibuat Standar Operasional Prosedur Pembetukan dan Perbanyakan Benih Jagung Hibrida pada Agroekositem di Kalimantan Barat.