El-Nino diprediksi akan melanda Indonesia dan mencapai puncaknya pada Agustus-September mendatang. Fenomena ini perlu untuk diantisipasi karena mampu memicu kekeringan dan minimnya curah hujan, yang mana berpengaruh pada kondisi pertanian.
Untuk komoditas hortikultura, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura telah menyusun sejumlah langkah adaptasi dan antisipasi dalam menghadapi El-Nino, salah satunya adalah dengan optimalisasi pelaksanaan program utama Ditjen Hortikultura, yakni Kampung Hortikultura, Penumbuhan UMKM Hortikultura, dan Modernisasi Hortikultura.
“Kami melakukan percepatan penyediaan 68 juta benih di 33 provinsi, percepatan penanaman kawasan bawang dan cabai, pelaksanaan P2L, sosialisasi DPI, hingga penyediaan screen house. Upaya ini dilakukan untuk menjaga produksi agar tetap stabil,” ujar Direktur Perlindungan Hortikultura, Jekvy Hendra pada Workshop Program Kementan, Komitmen KTNA dan Rekomendasi Antisipasi Perubahan Iklim dan Krisis Pangan Global, Jumat (9/6).
Jekvy menambahkan, perubahan iklim ini juga memicu serangan OPT, hama, dan penyakit pada tanaman hortikultura. Oleh karena itu, perlu adanya upaya langkah-langkah kebijakan untuk menghadirkan solusi penanganan OPT secara efektif.
“Kami memberikan informasi ke champion, seperti analisis kondisi tanaman, pertanian ramah lingkungan, dan penggunaan benih berkualitas. Selain itu, kami juga lakukan surveillance untuk menemukan solusi pengananan OPT yang paling tepat,” tambahnya.
Workshop Program Kementan, Komitmen KTNA dan Rekomendasi Antisipasi Perubahan Iklim dan Krisis Pangan Global ini merupakan rangkaian dari kegiatan Pekan Nasional (PENAS) Petani dan Nelayan XVI tahun 2023. PENAS XVI kali ini diselenggarakan pada 10-15 Juni 2023 di Kota Padang, Sumatera Barat.
Pada workshop ini, turut disampaikan hasil komitmen KTNA untuk berperan aktif dalam melaksanakan program antisipasi terhadap perubahan iklim dan krisis pangan global. Adapun hasil komitmen KTNA tersebut antara lain mempercepat pelaksanaan penanaman cabai, bawang merah, dan komoditas hortikultura lain sesuai jadwal; mendukung penyediaan dan penyerapan stok cabai dan bawang merah; mempercepat pelaksanaan Klinik OPT; dan menerapkan teknologi irigasi hemat air, aplikasi mulsa di lahan kering, serta membangun embung.