Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Menteri Pembangunan Desa Tertinggal & Transmigrasi bersepakat mengamankan pasokan pangan. Rantai pasok yang biasanya melibatkan 7 hingga 8 lapis mulai dari tingkat ke petani hingga ke konsumen akan dipotong apabila pedagang berupaya mengambil keuntungan yang tidak wajar.
Bertempat di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian (29/8) kemarin, disepakati bahwa Pemerintah akan siap mengamankan stabilisasi pasokan pangan.
Pada pertemuan bersama yang dilangsungkan di kantor Kementerian Pertanian, dalam pembukaannya Menteri Andi Amran Sulaiman mengapresiasi kerja sama dan dukungan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri PDT dan Transmigrasi Eko Putro Handoyo secara intensif selama satu bulan belakangan membantu mengendalikan harga produk pertanian.
Bahkan pada kesempatan beberapa waktu lalu di Brebes dibuat kesepakatan dua Menteri, Harga Pokok Penjualan (floor price) bawang merah ditetapkan seharga Rp 15 ribu / kg. Bahkan dengan intensnya pertemuan lintas kementerian ini, Menteri Pertanian sampai menyebutkan bahwa pegawai Kementerian Pertanian sesungguhnya adalah pegawai bersama 2 Kementerian lainnya.
“Yang terhormat kepada Bapak Menteri Perdagangan, Bapak Menteri PDT dan Trasnmigrasi. Selamat datang di kantor Kementerian Pertanian. Ini kantor Bapak yaa..semua pegawai yang ada di sini adalah pegawainya Bapak dan Pak Mendag juga tahu”, ucap Mentan.
Mentan juga menyampaikan, dengan dukungan Menteri Perdagangan mengenai penetapan harga dasar ini menyenangkan hati para petani.
“Kami bangga sekali dengan statement Menteri Perdagangan selama ini. Kami apresiasi. Kami baru pulang dari NTB, Sulut dan Gorontalo. Bapak Menteri Perdagangan menetapkan harga dasar dan harga ceran tertinggi. Insya Allah petani tidak menderita lagi. Menteri PDT juga menyiapkan pasca panen, drier, embung dan sebagainya”, jelas Mentan.
Usaha yang dilakukan Kementerian Pertanian selama ini membuahkan hasil. Terbukti dengan hasil produk pertanian yang meningkat, tercatat Indonesia mengalami peningkatan ketahanan pangan tertinggi di dunia.
“Negara kita kaya, angka BPS menunjukkan produksi kita meningkat. Produksi padi meningkat 6 persen. Bahkan berdasarkan catatan Global Goof Security Index menyebutkan Indonesia mengalami peningkatan ketahanan pangan tertinggi di dunia”, jelas Amran Sulaiman.
Dengan penambahan pola tanam tahun 2016 yang berakibat pada peningkatan produksi, Mentan meminta jajarannya agar tidak lekas puas.
“Untuk komoditas padi, jagung dan kedelai, Insya Allah tahun ini tidak paceklik”, tambah Mentan
Dengan penerapan perubahan pola tanam yang dilakukan, ketersediaan beras menjadi surplus tahun ini. Bahkan stok di gudang Bulog sudah mencapai 2,1 juta ton. Penanaman padi dan produk pertanian tidak lagi mengenal off season. Produksi jagung di Gorontalo sudah naik 40% – 60%. Harga dijamin oleh pemerintah dengan kisaran Rp 3150 per kilogram. Impor jagung turun 60% dan diharapkan Indonesia bisa diproyeksikan menjadi lumbung pangan dunia.
“Sekarang tidak ada off season. Di saat petani tanam, APBN kami tarik. Di saat petani mundur, APBN kami dorong. Hingga saat ini bawang tidak ada impor. Adanya ekspor”, tukas Mentan.
Mentan antusias menyampaikan adanya rancangan untuk 30 tahun ke depan. Off season bawang ditiadakan, demikian juga paceklik untuk padi ditiadakan. Kuncinya adalah mencari sumber air dengan menggunakan pompa ke aliran-aliran sungai.
Mentan bercerita, Propinsi Kalimantan Timur sejak tahun 1972 baru melakukan satu kali panen. Praktis Mentan memerintahkan untuk menyiapkan 300 traktor dengan mengandalkan aliran sungai. Diharapkan dengan usaha ini semua pulau di Indonesia mandiri pangan. Mentan bertekad, apabila produksi padi sudah membaik, pihaknya akan memulai ekspor beras.
Adapun masalah pertanian yang hingga saat ini belum terpecahkan adalah mengenai disparitas harga. Beberapa komiditas seperti beras, bawang merah, daging sapi, daging ayam ketika sampai ke tangan konsumen harganya melambung tinggi. Harga bawang merah di tingkat petani berkisar antara Rp 14 ribu – Rp 16 ribu per kilogram. Dengan selisih jarak tempuh tertentu, harga bisa meroket menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Disparitas harga yang melambung tinggi ini tidak dinikmati oleh petani dan konsumen menjerit dengan harga yang tinggi ini. Ini artinya kedua belah pihak dirugikan. Hanya menguntungkan pedagang (middle man). Ini lah yang dikatakan Menteri Pertanian sebagai anomali harga.
Demikian juga terjadi pada beras. Beras di tingkat petani Rp 9000 per kilogram. Tiba di konsumen Rp 13 ribu per kilogram. Belum lagi minyak goreng. Negara Indonesia yang dikenal sebagai penyuplai minyak dunia tapi harga di dalam negeri sendiri tinggi.
Menteri Pertanian berkali-kali mengucapkan terima kasih yang mendalam atas dukungan yang luar biasa dari Menteri Perdagangan. Dengan sinergi yang luar biasa dengan Menteri Perdagangan, Mentan berkeyakinan masalah rantai pasok dapat teratasi. Apabila harga bawang merah di petani Rp 14 ribu per kilogram, maka pencapaian harga wajar di tingkat konsumen Rp 23 ribu/kg dapat tercapai. Hal ini telah dicontohkan oleh Pasar Tanah Tinggi di Tangerang. Di mana petani menjual hasil panennya ke pedagang di pasar maka petani diuntungkan karena harganya sesuai. Demikian juga, dengan rantai penjualan yang pendek, harga di konsumen menjadi relatif murah.
Mentan menekankan, dengan adanya sinergi ini, kolaborasi antara unit eselon I lintas 3 kementerian terbentuk. Bahkan disebutkan dengan kolaborasi yang baru ini otomatis terdapat 36 Direktur Jenderal yang kapan saja dipanggil oleh salah satu Menteri harus otomatis siap sedia.
“Mulai hari ini dirjennya bertambah memiliki 36 dirjen. Kapan saja menteri SMS perintah langsung tanpa menteri ikut otomatis. Tanpa sinergi, egoism sektoral mengorbankan masyarakat. Dengan membangun sinergi ini, petani dapat langsung menjual ke field mill? Kami sdh sepakat membangun siergi dengan petani dan GPMT. Bahkan kami akan membangun kawasan dengan importir agar diberi kawasan khusus dengan importir, dibina oleh GPMT. Anggra dari pemerintah. Gratis benih gratis pupuk”, tukas Menteri.
Penulis: Desy Puspita
Pengunaan Bubur Bordo Untuk Pengendalian OPT Buah
leaflpet-bubur-bordo_watermarkDownload
Read more